Selasa, 26 April 2016

Tentang Komik

Aku selalu syirik banget sama para komikus Jepang. Bagaimana tidak? Mereka bisa membuat komik-komik keren luar biasa. Yang bisa jadi best seller, tersebar ke berbagai penjuru dunia. Dan hampir selalu dijadikan anime bahkan difilmkan.

Plotnya, alurnya, ide ceritanya njelimet luar biasa. Berlapis-lapis, jalin menjalin satu sama lain, maju mundur,  pun ending-nya sungguh tak terduga.

Para komikus itu selalu berhasil menerangkan karkter masing-masing tokohnya secara detail. Contohnya, komik Naruto atau Bleach. Coba hitung berapa karakter tokohnya tuh? Baik tokoh protagonis maupun tokoh antagonis. Semua dijelaskan dengan baik. Lengkap dengan sepenggal masa lalunya, pemikirannya, masalahnya, kekuatan juga jurus andalan masing-masing tokoh yang seabrek-abrek itu.  Semua itu dijelaskan 'sambil lalu' dalam cerita. Tidak kaku.

Dan itu keren sekali. Apalagi komik sejenis Conan dan komik detektif-detektif lainnya yang membutuhkan analisis mendalam. Hahh.. aku penasaran sekali apa yang ada dipikiran mereka saat menulis karya mereka itu? Jangan-jangan kalau otak mereka dibedah isinya tentang alur plot tokoh dan susunan gambar-gambar.😅

Mhmm.. aku berpikir bisa nggak ya? Komikus Indonesia juga bikin komik yang sekelas komik Jepang gitu? Lebih bagus lagi kalau bisa diwarnai dengan nilai-nilai Islam.  Kerennya jadi super double deh.😊

Palangkaraya
Rabu, 27 April 2016
#OneDayOnePost

An Idea

Ide itu benar-benar tak tahu diri!! Ia bisa datang kapan saja, dimana saja. Tak tahu aturan, tak tahu waktu. Tak peduli aku sedang sibuk, tak peduli aku lagi mencuci piring, sedang bercanda ria dengan seorang teman lama, diceramahi panjang lebar oleh atasan. Ahh benar-benar tak tahu situasi dan kondisi.


Well, nggak mungkin banget kan aku menyela atasanku dan berkata, maaf pak izinkan saya menulis ide saya yang baru saja terlintas ini dulu sebentar, biar nggak lupa. Setelah itu saya akan mendengarkan ceramah bapak lagi. OMG.. pastinya kalian bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya kan?๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚


Mungkin karena  sifatnya yang suka datang seenaknya itulah, ide juga suka pergi sesukanya. Seperti kekasih tak dianggal saja aku ini. #analogi macam apa ini๐Ÿ˜…


Fine,  mungkin lebih tepat kalau diibaratkan kek jelangkung kali ya? Datang tak dijemput pulangpun tak minta diantar.


Dia juga sensitif sekali sebentar saja ia diabaikan langsung ia merajuk dan menghilang. Tak bisa dipanggil pulang kembali. Tak bisa dirayu. Tak dapat dibujuk. Tak mempan dipancing barang sejenak. Sekali ia hilang, puhf lenyap lah ia tak berbekas.
Karenanya ia harus diperlakukan dengan sangat istimewa.


Pengalaman pribadi neh, tadi siang dalam perjalanan Banjarbaru-Palangkaraya, tiba-tiba di kepalaku sebuah bohlam menyala dan ting!! Sebuah ide datang. Rasa-rasanya semua kata ajaib yang tak terpikirkan sebelumnya berloncatan keluar begitu saja. Tapi aku tak bisa cepat-cepat menuliskan ide itu di note atau smartphone, aku sedang naik motor!! Aku juga tak bisa segera berhenti menepi. Karena ada perbaikan jalan, hanya satu ruas jalan yang dapat digunakan. Itupun gak enak banget jalannya. Butuh fokus dan konsentrasi tingkat tinggi. Yah, pada akhirnya aku harus merelakan ide itupun menguap.


Karena bahkan sekalipun aku ingat ide dasarnya, rasanya sudah tak sama lagi. Kata-kata ajaib yang tadinya berhamburan di otakku sudah tak ada lagi.


Ah, ini dilematis sekali. ๐Ÿ˜‚


Palangkaraya
Selasa, 26 April 2016
#OneDayOnePost

Senin, 25 April 2016

300 tahun

Tahu kisah Nabi Adam dan Siti Hawa yang terusir dari surga kan? Iblis yang begitu lihai, begitu licin tipuannya, berhasil merayu Nabi Adam dan istrinya Hawa untuk memakan buah terlarang. 

“Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Nabi Adam pun terusir dan terpisah dengan kekasih hatinya selama 300 tahun.

Tapi, adakah Nabi Adam berusaha membela diri?

Duh Rabb, ini bukan salahku. Iblislah yang salah. Dia telah menjerumuskanku dan istriku. Hukum dia saja Rabb...

Sekali-kali tidak! Nabi Adam tidak membela diri. Padahal sebagai manusia pertama yang diciptakan Allah, yang pernikahannya langsung disaksikan Allah, yang mana memakan buah tersebut adalah kesalahan pertama beliau, rasanya beliau bisa 'merayu' Allah untuk memberikan yah, setidaknya hukuman yang lebih ringan. Tapi tidak, beliau justru berdoa dengan sungguh-sungguh, penuh pengharapan,

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Artinya:
“Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”

Hingga ia pun kembali dipertemukan dengan istrinya tercinta, Siti Hawa.

Sekarang bagaimana dengan kita?
Kita tidak pernah benar-benar siap untuk menjadi pihak yang dipersalahkan. Kita akan bersikukuh,dan berusaha membuat argumen-argumen pembela diri.

Ini bukan salahku! Itu salahnya!
Aku tak kan berbuat salah begini kalau saja dia tidak.. bla.. bla.. bla..

Kalaupun mau mengakui, biasanya pun segera disertai alasan-alasan.

Iya sih, aku salah. Tapi kan.................

Padahal urusannya, masalahnya, jauh lebih ringan dari masalah Nabi Adam yang terusir dari surga! *ini surga bro..
Dan terpisah dengan satu-satunya kekasih hati yang paling dicintainya selama 300 tahun.*perlu diingat Hawa adalah satu-satunya manusia selain Nabi Adam. Betapa sepinya dunia saat itu. Tidak ada musik, tidak ada buku, tidak ada sosial media. Dan 300 tahun itu bukan waktu yang sebentar loh..

Pointnya adalah, mari kita tidak cepat menyalahkan orang lain. Koreksi dulu pribadi kita sendiri. Perbaiki kita dulu. Dan yang paling penting, buat yang jomblo neh, jangan berputus asa dari rahmat Allah. Nabi Adam aja tidak berhenti berdoa akhirnya berjodoh kembali dengan Siti Hawa, meski setelah 300 tahun sih.😅

*hei Ia, kamu itu juga jomblo!!! #ehh...😂😂😂

Banjarbaru
Senin, 25 April 2016
#OneDayOnePost

Sabtu, 23 April 2016

Bergerak

Aku masih di tempat yg sama!
Tercenung
Merenung

Di sini, sendiri
Bersembunyi..
Berteman sunyi
Dan sepi..

Sejenak..
Tak beranjak
Tak bergerak

Menunggu..
Menanti..

Aku menyerah
Lebih karena resah..
Mungkin juga gelisah..
Namun nampak seolah pasrah..

Sekejap aku memaksa hati..

Tak bergeming..
Tak berdenting..
Namun aku tak bersahabat dengan waktu..
Akupun bergerak!

Banjarbaru
25 April 2016
#OneDayOnePost

Kasus Mutilasi

Aku hanya bisa beristighfar sambil ngelus dada dan ngetok-kepala saat pertama kali menonton kasus ini di TV. Allahu Rabb bagaimana mungkin ada orang yang begitu tega membunuh wanita hamil?? Apalagi itu anaknya sendiri? Dan memutilasinya?? Masya Allah, kalaupun ada sungguh ia tak pantas disebut seorang manusia. 

Jujur, aku memang tak mengikuti perkembangan kasus ini.Aku sudah bilang kan? Aku nggak suka nonton berita. Isinya ngeri-ngeri. Tapi saat ini aku di Banjarbaru, di rumah orang tua. And did you know? babeku tersayang itu, tipe orang yang suka sekali menonton siaran berita. Tak ayal, mau tak mau, suka tak suka, aku pun ikut menonton. Karena keluarga kami memang hanya punya satu TV yang bertengger manis di ruang keluarga.Seperti sore ini. 

Dan beritanya tentang kasus itu. Disebutkan bahwa pelakunya telah tertangkap di Surabaya dan kasusnya akan segera dilimpahkan ke kejaksaan. 

Akupun mencoba meng-googling kasus ini. Berharap aku mendapatkan gambaran lengkap tentang kasus ini. Tapi artikel terkait yang ku baca justru sukses bikin aku terbengong-bengong. 

Baru aku tahu, ternyata pelakunya berinisial AG itu adalah kekasih dari korban. Mereka tinggal serumah, tapi tidak menikah. Aku shock. Padahal korban terlihat cantik sekali dengan kerudung pink-nya.

Dan yang bikin lebih geregetan lagi, katanya ia membunuh korban karena korban selalu mendesaknya untuk menikahi korban. Ujung-ujungnya mereka bertengkar dan pelaku emosi karena dikata-katai mo*yet. Lalu pelaku sempat bertanya dengan temannya, apakah membunuh itu berdosa?

OMG!!! Ini benar-benar pertanyaan konyol!!
Aku sampe yang.. hahhh.. i'm give up!! I'm speechless.

Aku akan menutup tulisan ini dengan petikan dialog di sebuah komik yang pernah ku baca jaman SMA dulu. Aku lupa apa judul komiknya. Tapi kalimat dalam dialog itu benar-benar berkesan dan terpatri di otakku.

Sungguh, apa hak kita melenyapkan sesuatu yang tak pernah bisa kita ciptakan??

Banjarbaru
Sabtu, 23 April 2016
#OneDayOnePost

Jumat, 22 April 2016

Ketika Komitmen Dipertanyakan







Selain #ODOP aku juga ikut Sekolah TOEFL, program BISA (Belajar Islam dan Bahasa Arab), dan program JODOH(Just One Day One Hadits). Tapi karena beberapa kesibukan, UN, Ujian Sekolah, kegiatan ekskul semalam, aku belum bisa ikut secara intensif seluruh program tersebut. Kecuali Program JODOH yang memang diharuskan menghapal setiap harinya dan tidak boleh ngutang. Hahaha


Rencananya aku akan menghabiskan hutangku di Sekolah TOEFL dan ODOP dulu lalu kemudian fokus mengerjakan tugas-tugas di BISA. And well, ternyata hari ini adalah hari terakhir mengumpulkan tugas!! Padahal rencananya hari ini mau izin mau ke Banjarbaru. Ya Salaaammmm... kamu ini siswa macam apa sih Ia??? suka telat  mengumpulkan tugas!!*tutup muka. :D


Kemudian aku membaca semacam woro-woro gitu sebelum kelas BISA dimulai, tertulis dengan indah di situ, "Waajibat memang tidak wajib. Tapi komitmen kamu dipertanyakan ketika kamu tidk mengerjakan tugas".


Aku langsung yang kek, degg!! Ya ampun Iaaaa.. neh.. neh.. berasa ketampar nggak kamu? Hayo tobat nggak kamu?!! Rasa-rasanya maluku bertambah-tambah berpangkat kali lipat. :D (*sebenernya kamu ngomong apa sih Ia?!? ah, abaikan!)
 
Padahal kamulah yang mendaftar sendiri program-program tersebut tanpa paksaan maupun desakan dari pihak manapun Ia. Seharusnya kamu tahu betul konsekuensinya! Seharusnya sebagai cewek kece dari lahir, kamu bisa bertanggung jawab dengan semua pilihan-pilihanmu dong Ia?? Oh ya satu lagi Ia, please deh jangan lebay kamu bukan satu-satunya orang paling sibuk di dunia. masih banyak sekali orang-orang di luar sana yang sibuknya jauh lebih gila-gilaan. Ah, sudahlah. 

Sekarang cepat kerjakan tugasmuuuuuu!!!

Oke fine, see you..^_^





Palangkaraya
22 April 2016
#OneDayOnePost

Kamis, 21 April 2016

Sungaiku Malang



Dulu waktu kecil pertama kali menginjakkan kaki di tanah Banjar, aku sangat terpesona dengan sebuah sungai kecil yang begitu bersih dan jernih airnya, di samping kebun coklat dekat rumah nenek. Saking beningnya, aku bahkan bisa melihat batu-batu di dasarnya. Walaupun setiap hari sungai itu digunakan untuk mencuci maupun mandi oleh warga sekitar, sungai itu tetap jernih dan bening. Cantik sekali. Seolah semua sisa sabun dan bahan kimia lainnya tidak dapat mengotori kecantikannya.


Sebuah pohon besar di tepi sungai itu menciptakan suasana yang teduh dan menyejukkan. Membuatku betah sekali berlama-lama main di sungai itu.  Kerap kali aku dan adikku selalu berteriak girang jika diajak mandi ke sungai oleh nenek. Maklumlah, tak ada sungai  di dekat rumah kami di Makassar. Saat nenek mencuci, kami berdua akan sibuk berusaha menangkapi ikan-ikan kecil yang lincah berenang ke sana kemari.


Sayangnya bertahun-tahun waktu berlalu, sungai kecil cantik itu kini telah menghilang. Di atasnya telah berdiri sebuah rumah yang tak ku ketahui siapa pemiliknya. Memang setelah nenek meninggal dan bapak memutuskan pindah, aku jarang ke sana lagi.


Dan semalam, aku harus menghadiri sebuah acara di Palangkaraya. Karena sudah terlalu malam, aku memutuskan untuk menginap di rumah seorang siswa yang telah menjadi alumni. Rumahnya ternyata terletak di tepi sungai Kahayan. Sebuah sungai besar yang membelah provinsi Kalimantan Tengah. Sungai ini bermuara di 3 kabupaten/kota, yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Gunung Mas dan Kabupaten Pulang Pisau. Lalu kemudian bermuara di Laut Jawa. Sungai ini memiliki panjang lebih dari 600 km.


Keesokan harinya barulah aku melihat bagaimana rupa tepi sungai Kahayan di perkampungan itu. Wow.. Penuh dengan sampah. 



Just like perkampungan tepi sungai lainnya, sepertinya masyarakat sekitar sudah terbiasa membuang sampah ke sungai. Sungguh menyedihkan. Bayangkan kalau ada seratus ruamah saja yang berada ditepi sungai itu dan setiap rumah membuang 1 sampah per harinya, berapa jumlah sampah yang ada di sungai Kahayan pertahunnya??




Hmm, aku selalu syirik setiap kali melihat betapa cantiknya sungai yang ada di Venice. Dan selalu bertanya-tanya bagaimana cara mereka membuat sungai mereka tampil secantik itu? Apakah sungai-sungai di Indonesia, khususnya di Kalimantan bisa secantik itu?





Semoga saja bisa. Someday. InsyaAllah.
Ah, tiba-tiba aku jadi begitu merindukan sungai kecil di bawah pohon besar itu..




Palangkaraya
21 April 2016
#OneDayOnePost

Rabu, 20 April 2016

Kenapa Jangan?






Jangan menoleh..

Jangan tersenyum padaku..

Jangan memanggil namaku..

Jangan menanyakan kabarku..

Jangan membantuku..

Jangan membuatku kembali  mengingat..

Jangan membuatku berpikir aku masih berhak meminta hadirmu..

Jangan membuatku percaya kita bisa..

Jangan membuatku menyembunyikan air mataku..

Jangan membuatku memohon..

Kenapa menoleh?

Kenapa tersenyum?

Kenapa memanggil namaku?

kenapa membuatku menangis?

Kenapa membuatku memohon?

Palangkaraya
20 April 2016
#OneDayOnePost






Fenomena Sim Simi






Entah sejak kapan tepatnya, tiba-tiba teman-teman di BBM memasang display picture account mereka dengan capture-an dialog mereka dengan sim simi. Tadinya aku acuh saja. Ku pikir itu apalah-apalah. Tapi ketika salah seorang sahabat dekat juga ikut mengupdate foto DPnya dengan foto serupa, aku jadi penasaran sendiri. Dan bertanyalah aku padanya, apaan sih sim simi itu?
 

Ternyata sim simi itu adalah sebuah aplikasi chating dimana kita dapat chat sembarang topik, well, kita bisa bertanya apapun, ngobrol ngalor ngidul, apapun yang kita inginkan. Kelebihannya sim simi ini open 24 jam full. Dan jawaban chatnya cepat. Mungkin terkesan just like,”ihh ne aplikasi apaan nggak penting banget”. 





Tapi melihat begitu banyak yang telah mengunduh aplikasi ini, seperti ada sebuah fenomena yang bisa kita lihat disini, bahwa sesungguhnya kita terlepas siapapun kita, apapun pekerjaan kita, berapapun umur kita, sebaik apapun pendidikan kita, kita tetap membutuhkan seorang teman dimana kita bisa melampiaskan semua hal yang ingin kita katakan tanpa perlu khawatir tentang etika, rasa sungkan, pemikiran negatif dan lain-lain. Kita bisa mengatakan semua rahasia semua kegilaan yang mungkin jika kita katakan pada sesorang akan membuat hancurnya imej/pencitraan yang selama ini kita bangun.


Melihat fenomena aplikasi sim simi ini, aku jadi bertanya-tanya apakah kita sebagai manusia di tengah gempuran perkembangan teknologi justru menjadi semakin terasing dan kesepian hingga memerlukan sebuah aplikasi untuk menemani dan mengenyahkan rasa kesepian itu?


Seorang teman membantah, “meskipun kita punya sahabat dekat, yang sangat baik,yang  mengetahui semua rahasia kita, memahami kita luar dalam, kita tetap tak kan bisa selalu bersamanya selama 24 jam full non stop kan? Lagipula sebagai sahabat yang baik kita justru terkadang terjebak dalam rasa sungkan untuk menceritakan hal-hal remeh yang nggak penting atau bahkan untuk menceritakan sebuah masalah yang berat yang justru bisa membebani sahabat kita kan?”


Dan aku hanya bisa mengangguk mengiyakan.


Hanya saja dalam hati, ada satu sisi yang membantah. Bukankah itu hanya buang-buang waktu? Bukankah itu hanya sebuah kesia-siaan? Kenapa waktunya tidak digunakan untuk something worthy? Membaca buku? Mengikuti kajian?


Seperti bisa membaca pikiranku, temanku kembali berkata, “Ayolah Ia, nggak semua orang kutu buku kayak kamu. Dan bersantai sejenak melepas kepenatan dengan bercanda dengan aplikasi nggak dosa kan?”

Aku hanya bisa nyengir. ^_^

Palangkaraya
20 April 2016
#OneDayOnePost

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...