Rabu, 21 September 2016

Peace World Day

Hari ini, tanggal 21 september, diperingati sebagai hari perdamaian internasional. Pagi-pagi, facebook sudah menawarkan sebuah fitur untuk memperingati hari yang ditetapkan pada sidang umum PBB pada tanggal 28 September 2001 ini, dengan membagikan sebuah gambar merpati putih yang berubah menjadi bentuk hati.

Hal ini pun membuatku bertanya-tanya. Bagaimana bisa kita memperingati hari ini sebagai hari perdamaian dunia sedang di beberapa belahan dunia ini masih ada perang yang berkecamuk? Masih ada anak-anak yang tinggal dibawah hujan amunisi dan rudal? Masih ada orang tua yang menangis pedih karena kehilangan anaknya? Masih ada keluarga yang terpisah-pisah karena perpecahan yang tak kunjung selesai?

Lalu aku melihat sebuah acara TV. Stasiun TV itu menayangkan seseorang yang menghabiskan 500 juta hanya untuk acara ulang tahun anjingnya padahal, kalau kita googling ada banyak sekali foto-foto menyayat hati akibat perang.

Sebuah paradoks yang ironis. Dunia ini sakit! Sedih bercampur geram sekali rasanya. 





Selasa, 06 September 2016

Curhat Wali Kelas




 
hasil googling
*ini curhat smester kemaren baru nemu..:D

Pernahkah kalian memiliki seorang teman yang merasa bahwa ia sangat pantas untuk mendapatkan pertolongan dari kita? Dan merasa sangat wajar untuk mengabaikan kita saat kita membutuhkan pertolongannya? Well, i have one. Hahaha and sometimes she make me just like.. Oh God..bisa nggak dia dilenyapkan dari hadapanku. Hahaha *jahat mode on.
Nyebelin banget kan? Waktu dia minta tolong, datang maksaaaa banget.. tersebutlah X, sepertinya dia punya urusan yang membuatnya harus pulang kampung, padahal dia adalah wali kelas dan dia masih punya tanggung jawab untuk mengisi rapot kelasnya. Jadi ceritanya semua nilai belum berkumpul. Dilema wali kelas tiap semester neh ngejar-ngejar guru lain buat minta nilai. #savewalikelas.. :D
Nah si X ini minta tolong padaku, agar kalau ada guru mapel yang menitipkan nilai segera memberitahunya. Aku mengiyakan. Tapi... ya salaaammmm aku berasa kek dikejar-kejar debt collector tau nggak? Hahaha masa aku ditelpon, di bbm, berkali-kali padahal aku udah bilang belum ada nilai yang masuk.
Pas dapat 1 nilai mapel, langsung ditagih lagi nilai lain. Example neh, aku baru selesai mengemailkan nilai mapel Biologi, dia langsung nagih nilai Sosiologi lagi.  Hadooooohhh please deh ya.. aku juga belum dapat nilai bukan lo doang yang sibuk berkutat ma rapot. *pake emotican meremas rambut .
Maksudku, dia minta tolong kenapa aku yang berasa diuber-uber gitu sih? Lagi makan, BBM. Pas lagi jalan, ditelpon. Can you imagine it!? Kalau kalian ada di posisiku gimana perasaan kalian? Kalau memang dia segitunya pengen  dapet nilai secepatnya, kenapa dia nggak nagih sama guru mapel bersangkutan coba? Atau kenapa dia sudah pulang padahal tau rapot belum kelar diisi? Aku aja nggak pulang woy.. jauhan kampung halaman gue kali. Lintas provinsi. Hahaha..
Sayangnya itu hanya ada di kepalaku. Hahaha (*tepok jidat) Balasan yang ku ketik justru , “iya nanti kalau ada lagi, ku kirim.”
Well pada akhirnya aku berkesimpulan, “see ,Ia kamu nggak suka kan kalo diperlakukan seperti itu? So cukuplah untuk nggak bersikap seperti dia.” Ini benar-benar ku patri di benakku. Perlakukanlah orang lain seperti kau ingin orang lain memperlakukanmu. Kenapa Allah memberi kita teman semacam ini mungkin itu untuk menguji sejauh mana kesabaran kita menghadapinya? Iya nggak?*sambil ngelus dada.
#Palangkaraya

Mengajar, Lalu Menginspirasi






Pernahkah aku bercerita, bahwa pada dasarnya aku dulu nggak pengen jadi guru loh. Aku ingin jadi seorang jurnalis. Terlihat sangat keren sekali ketika seorang jurnalis mengejar berita ke pelosok negeri. Mengabarkan peristiwa yang menakjubkan, atau menulis sebuah berita yang memilukan, yang mampu membuat seluruh manusia terhubung. Lalu membuat mereka bergerak melakukan perubahan.!Yang baik pastinya.
Atau membuat liputan yang bisa membentuk pola pikir, kemudian mengubah paradigma. *kenapa kesannya khayalanku kek berbahaya banget ya kalau jadi jurnalis:D
Tapi suatu ketika bapak, laki-laki nomor satu yang paling ku hormati di dunia ini ,memintaku menjadi guru saja. Maka berbeloklah kehidupanku. Dan di sinilah aku saat ini. Terdampar di sebuah sekolah di pinggir desa Bukit Rawi yang berada di sudut kabupaten Pulang Pisau. Kalian pasti terasa asing dengan nama kabupaten ini kan? (ayolah mengakulah..:D kalau penasaran silahkan cari di google map, keknya udah masuk kok..)
Meskipun dulu sempat terkaget-kaget,sekarang aku mulai menikmati profesiku sebagai guru. Bahkan kini aku merasa sangat bersyukur bisa menjadi guru. Mengajar merupakan profesi yang membahagiakan.  Bertemu, bercengkrama, bercanda  dengan anak-anak setiap hari membuatku kek ‘orang gila’. #loh?? T_T :D
Maksudnya rasanya nano-nano banget. Bisa ketawa, senyum haru, bangga, sedih, gedek, jengkel, marah sekaligus dalam satu hari. Bayangin aja rasanya gimana. Tapi kalau bisa ku simpulkan neh, berikut adalah jawaban kenapa aku mengajar, dan kenapa kamu juga perlu nyoba untuk jadi guru juga, check this out ^_*
1.    Mentransfer ilmu pengetahuan
Well, aku yakin kamu nggak punya ilmu tenaga dalam kek si ‘Chu Liu Siang’ kan?(Korban serial kungfu “Pendekar Harum” hahaha) jadi neh, karena kita sama-sama nggak bisa mentransfer ilmu tenaga dalam,apalagi uang, kenapa nggak kita transfer aja ilmu pengetahuan yang telah kita dapatkan setelah “memakan semua bangku sekolahan dan bangku kuliah” (ini perumpamaan!!)?? selain biar ilmunya nggak hilang dan tetap terpatri di ingatan, kita juga bisa sekaligus melaksanakan perintah “sampaikanlah walau satu ayat “. Lagian percayalah sesungguhnya berbagi itu akan membuatmu bahagia dan nggak baper-an. #tsaaahh
2.    Berbagi pengalaman, berbagi inspirasi
Selain mentransfer ilmu pengetahuan yang kita punya, kita juga bisa membagi pengalaman kita loh. Who knows dari pengalaman kita anak-anak jadi terinspirasi. Rasanya tuh keren banget!! Kalo ada anak yang jadi terinspirasi mengejar cita-itanya karena terispirasi dari kita. *ini pengalaman nyata loh, seriously!
3.    Mengetahui watak, karakter siswa
Dengan seringnya kita berinteraksi dengan siswa, otomatis kita jadi bisa belajar mengetahui berbagai karakter siswa yang berbeda, yang tentunya akan memudahkan kita untuk berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya. Karena kita jadi tahu bagaimana caranya mengahadapi ‘si ini’ yang memiliki karakter seperti ini. Bagaimana si ‘itu’, dan seterusnya.
4.    Menjadi lebih dewasa
Sudah dari sononya, banyak kepala, banyak ide, banyak masalah. Hahaha nah, dengan kita mengajar kita dituntut menjadi lebih dewasa. Menjadi lebih bijak untuk memecah masalah,  dan tentu mencari solusi.
5.    Menjadi panutan
Sudah sering dengar kan, guru itu digugu lan ditiru. Guru itu menjadi panutan untuk siswanya. Hal ini bikin kita selalu melakukan upaya perbaikan diri menjadi role model yang benar. Ini juga bikin kita menjadi pribadi yang berkualitas dari hari ke hari. #waaarbiyasaaaahh:D
6.    Membangun peradaban
Dengan menjadi guru, kita ikut andil, berperan aktif dalam membangun peradaban loh. #supersekali. Jangan cuma bisa mengkritik pemerintah, menyayangkan kebobrokan penerus bangsa de el el, tapi nggak berbuat apapun. Ayo buktikan dong kalian nggak cuma bisa ngomong doang.#peace ahh
7.    Amal jariyah
Nah, ini yag paling penting. Bisa bikin kita masuk surga. ^_^ pasti udah tau juga kan hadis tentang amal jariyah yang popular dari Abu Hurairah, yang menerangkan bahawa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) meninggal dunia, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya “(HR. Muslim).
Yuukk ah, mulai mengajar.. BTW bocoran informasi, pendaftaran RUBI (ruang berbagi ilmu) udah buka loh..


#Palangkaraya



10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...