Jumat, 22 Desember 2017

Perempuan Tua


 
Adapun dia.. perempuan yang kini menua itu...
Yang menjadi langit dan bumiku
Melupakan sakit dan lukanya
Lalu membagi napas juga darahnya untukku
Serupa semesta.. serupa alam raya...
Dimaafkannya dusta-dusta yang telah ku pamerkan padanya
Lalu dia tergagap mengeja rindu...


Adapun dia.. perempuan yang kini menua itu...
Yang menjadi pagi juga malamku
Mengemas rapi tangis dan menyekap rapat ribuan kesedihannya
Serupa Matahari serupa cahaya..
Dirapalkannya do’a-do’a penuh keajaiban
Meski aku meraung mencemooh pintanya.. tetap saja
Dikenangnya kalimat-kalimat pertama yang kuucapkan dengan tidak sempurna


Adapun dia.. perempuan yang kini menua itu..
Yang menjadi samudera juga udaraku...
Menyembunyikan pahit juga kelamnya dunia di sudut matanya..
Lalu mendongengkan dunia para raja adil dari negeri-negri terjauh yang berkabut..
Adapun dia.. perempuan tua itu..
Ibuku...




#lalu pelan ibu berkata, "nak, ibu nggak butuh puisimu.. ibu cuma mau kamu memperkenalkan calon mantu ibu.." Me : "!@#$%^&*()_ hahahahaha

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...