Segera setelah aku kembali ke kota ini, aku begitu ingin pulang ke Banjarbaru. Begitu rindu dengan sinar matahari yang berlimpah di Banjarbaru. Begitu rindu dengan langit biru kesukaanku. Begitu rindu melihat bintang-bintang. Begitu rindu menghirup udara segar. Kota yang dilingkupi asap ini hanya membuatku semakin merasa asing. Semakin membuat keinginanku untuk pulang semakin besar. Kota ini seperti kota hantu. Suram. Kelam. Buram. Tak lagi cantik seperti namanya selama ini, Palangka Raya Kota Cantik. Seharusnya tulisan di tugu selamat datang itu dirubah menjadi, "selamat datang di Kota Palangka Raya, Kota Asap".
Aku heran, apa yang dilakukan pemerintah saat ini. Kenapa mereka seperti diam saja. Bikin hujan buatan atau apa gitu.
Padahal berita tentang asap parah di Palangka Raya ini sudah banyak beredar di internet, di TV atau koran. Tetapi kondisinya tetap tidak ada yang berubah? Sepertinya aku akan benar-benar mati perlahan-lahan di sini. Gejalanya sudah mulai, mataku perih. Kepalaku sakit. Oh God, help me..
Jumat, 02 Oktober 2015
Mati Pelan-Pelan Saja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.
Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...
-
Adapun dia.. perempuan yang kini menua itu... Yang menjadi langit dan bumiku Melupakan sakit dan lukanya Lalu membagi napas jug...
-
“Wuaahh.. ternyata ada sebanyak itu ya?” kataku takjub. Mataku membulat. Kening Dewa berkerut, heran. “Yaa.. Selama ini...
-
Tugas kali ini berat. Sungguh. Kami diminta untuk mereview cerpen karya teman-teman kami sendiri. And guess what? Aku kebagian mere...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar