Sabtu, 17 Desember 2016

Remed



Di sekolahku tidak ada guru PAI pasca pak H (guru agama sebelumnya) pindah ke Pulang Pisau Kota. Karenanya Kepsek pun mengiyakan saat guru PAI SMP setempat datang dan meminta ijin untuk mengajar PAI demi menambah jam agar bisa dapat sertifikasi. Well, nggak mungkin kan PAI diajarkan oleh guru agama lain?

Tapi tahun ini berbeda. Guru PAI itu meminta tolong kepadaku untuk mengambil 2 kelas. 

“Capek Ia kalo aku ngambil semua kelas. Lagian jamku sudah cukup. Kam ja lah yang kelas XI IPA lawan kelas XI IPS.” Kata beliau kepadaku dengan logat Banjar yang kental.

Aku mengiyakan. Karena memang kasian sama anak-anak juga kalau sampai pelajaran mereka keteter. Apalagi ini pelajaran agama. Karenanya, satu semester ini resmilah aku mengajar PAI untuk dua kelas itu.

Dan setelah memeriksa hasil ulangan semester anak-anak kemarin, ternyata hasilnya tidak begitu bagus. Ada beberapa anak yang harus remed. Ini agak mengecewakan mengingat  aku sudah membuat soal sesuai dengan yang kami pelajari selama ini. Keesokan harinya aku pun memanggil anak-anak itu.

Aku menjelaskan bahwa nilai mereka belum mencukupi KKM dan karenanya mereka harus remed. Aku menjelaskan tugas remed mereka dan yup.. tentu saja mereka mengeluh!! Bukankah sudah menjadi tugas seorang siswa untuk mengeluhkan pelajaran mereka??:D  Tugas yang ku berikan memang cukup merepotkan tapi menurutku itu sepadan kok... hehehe

Aku kembali memberi mereka pengertian ketika tiba-tiba seorang anak nyeletuk,
“Ibu, waktu kami kelas X kemaren, nilai kami tetap bagus bahkan meskipun ibunya jarang ngajar kami.”

Aku terkejut dengan sikap kritis anakku yang membandingkan sistem penilaianku dengan sistem penilaian guru Agama sebelumnya itu. Ya Salam.. perasaan jaman aku Aliyah dulu mana berani aku mempertanyakan sistem penilaian guruku? T_T

Aku menjawab dengan hati-hati.

“Nak, Bu Lia dengan beliau kan beda sudah pasti pengajarannya berbeda. Tapi maaf ibu nggak bisa ngasih kalian nilai tinggi begitu saja. Jadi tolong remednya dikerjakan dan kumpul besok ya?”

Sengaja aku tak membahas lebih lanjut tentang guru  PAI mereka yang jarang masuk itu. Biarlah itu menjadi urusan beliau sama Yang Diatas. Soalnya aku dah nyoba negur (dengan halus loh ya..:)), nelponin beliau tiap kali jadwal beliau ada tapi tetep aja nggak ada perubahan yang berarti. Jadi capek sendiri akunya. Hikz..

Anak-anak sih nampak belum puas dengan jawabanku. Dan mereka masih berupaya untuk bernegoisasi tentang tugas tersebut (anak-anakku itu kadang kegigihannya keren sekali menyangkut urusan mengurangi tugas..:D). Untung saja aku diselamatkan lonceng tanda masuk. Kalau tidak bisa jadi aku akan termakan rayuan mereka dan mengurangi tugas mereka.:D  Alhamdulillah.. 



Pulang Pisau

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...