*ini curhat smester kemaren baru nemu..:D
Pernahkah kalian memiliki seorang teman yang merasa bahwa ia sangat pantas
untuk mendapatkan pertolongan dari kita? Dan merasa sangat wajar untuk
mengabaikan kita saat kita membutuhkan pertolongannya? Well, i have one. Hahaha
and sometimes she make me just like.. Oh God..bisa nggak dia dilenyapkan dari
hadapanku. Hahaha *jahat mode on.
Nyebelin banget kan? Waktu dia minta tolong, datang maksaaaa banget..
tersebutlah X, sepertinya dia punya urusan yang membuatnya harus pulang
kampung, padahal dia adalah wali kelas dan dia masih punya tanggung jawab untuk
mengisi rapot kelasnya. Jadi ceritanya semua nilai belum berkumpul. Dilema wali
kelas tiap semester neh ngejar-ngejar guru lain buat minta nilai.
#savewalikelas.. :D
Nah si X ini minta tolong padaku, agar kalau ada guru mapel yang menitipkan
nilai segera memberitahunya. Aku mengiyakan. Tapi... ya salaaammmm aku berasa
kek dikejar-kejar debt collector tau nggak? Hahaha masa aku ditelpon, di bbm,
berkali-kali padahal aku udah bilang belum ada nilai yang masuk.
Pas dapat 1 nilai mapel, langsung ditagih lagi nilai lain. Example neh, aku
baru selesai mengemailkan nilai mapel Biologi, dia langsung nagih nilai
Sosiologi lagi. Hadooooohhh please deh
ya.. aku juga belum dapat nilai bukan lo doang yang sibuk berkutat ma rapot. *pake
emotican meremas rambut .
Maksudku, dia minta tolong kenapa aku yang berasa diuber-uber gitu sih?
Lagi makan, BBM. Pas lagi jalan, ditelpon. Can you imagine it!? Kalau kalian
ada di posisiku gimana perasaan kalian? Kalau memang dia segitunya pengen dapet nilai secepatnya, kenapa dia nggak nagih
sama guru mapel bersangkutan coba? Atau kenapa dia sudah pulang padahal tau
rapot belum kelar diisi? Aku aja nggak pulang woy.. jauhan kampung halaman gue
kali. Lintas provinsi. Hahaha..
Sayangnya itu hanya ada di kepalaku. Hahaha (*tepok jidat) Balasan yang ku
ketik justru , “iya nanti kalau ada lagi, ku kirim.”
Well pada akhirnya aku berkesimpulan, “see ,Ia kamu nggak suka kan kalo
diperlakukan seperti itu? So cukuplah untuk nggak bersikap seperti dia.” Ini
benar-benar ku patri di benakku. Perlakukanlah orang lain seperti kau ingin
orang lain memperlakukanmu. Kenapa Allah memberi kita teman semacam ini mungkin
itu untuk menguji sejauh mana kesabaran kita menghadapinya? Iya nggak?*sambil
ngelus dada.
#Palangkaraya
Temenku bilang. Allah itu maha baik. Bahkan untuk hal yang tidak enak yang dia berikanpun ada kebaikan yang bisa kita petik di dalamnya. Dan aku setuju sekali...
BalasHapussetuju maaakk vinny...^_^
HapusSetuju kalimat kalimat Di akhir penutupnya. Tapi asli nyebelin tuh...
BalasHapusHehehehe..
Hapus