Senin, 10 Oktober 2016

Pendar Luka (3)






Gadis itu, berhari-hari aku berusaha menghubunginya. Telponku tak diangkatnya. SMS, BBM, Line, WA, bahkan tak dibaca, dan sekarang dia sedang duduk melamun di kafe ini, kata Kriss dalam hati setengah tak percaya dan kesal. Pagi ini, mobilnya yang mogok membuat Kriss harus naik taksi untuk berangkat ke kantornya.

Ia sengaja turun di depan sebuah kafe yang terkenal dengan kudapannya yang lezat, berniat untuk mengganjal perutnya yang keroncongan. Dan betapa terkejutnya ia mendapati gadis yang dicari-carinya beberapa hari terakhir ternyata tepat berada di depan matanya sekarang ini. Ia pun segera masuk dan duduk di depan Alesha.

Alesha kaget melihat Kriss datang entah dari mana lalu tiba-tiba duduk di hadapannya saat ini. Matanya membulat. Mulutnya sedikit terbuka. Otaknya berusaha mencerna namun entah karena terlalu kaget atau karena terlalu asyik melamun otaknya berpikir sedikit lebih lama.

“Tidak usah melongo seperti itu. Kau seperti gadis bodoh saja. Tambah lagi apa yang kau lakukan disini sepagi ini? Apa kau seorang pengangguran??” cecar Kriss tanpa basa-basi.

Alesha langsung menutup mulutnya lalu menggelengkan kepalanya. Kembali ke Bumi Alesha, rutuknya dalam hati. Tak berapa lama ia pun memasang wajah cemberut.

“Dimana etikamu Krissandi Dirgantara?? Begitukah caramu menyapa seorang gadis?? Aku tidak bodoh dan aku bukan pengangguran. Oh ya, kenapa aku berada di sini juga bukan urusanmu!” sergah Alesha galak.

Kriss tersenyum. Nampak menawan. Alesha kembali terpana. Lupa pada marahnya.

“Nampaknya kau baik-baik saja, mengingat kau masih secerewet terakhir kali kita bertemu.”

Alesha terdiam. Mengalihkan pandangannya ke arah jalanan.

“Well, sekarang Nona Alesha bisa kah kau jelaskan mengapa kau tak pernah mengangkat telponku atau membalas SMS, BBM, WA, Line-ku? Dan mengapa sahabat kesayanganmu mencak-mencak di kantorku beberapa hari yang lalu?” kata Kriss serius.

Alesha masih diam. Menghela napas berat.

“Apa kau tak rindu Kriss kembali ke masa dulu saat kita masih sekolah? Entah bagaimana aku merindukan masa-masa itu.” kata Alesha kemudian.

Kriss mengerenyitkan dahinya.

“Tidak.” Jawab Kriss tegas.

“Sudah ku duga kau akan menjawab seperti itu. Kau tahu, aku bahkan masih ingat pohon Akasia di belakang sekolah tempat kita pertama kali bertemu.” Kata Alesha tersenyum.

“Aku tidak suka karena saat itu kau hanya gadis ringkih penuh luka yang menyebalkan.”

Dan saat itu aku benci sekali pada diriku sendiri yang hanya bisa mengobatimu Alesha, sambung Kriss lagi dalam hati. 

“Aha, apakah itu artinya sekarang kau mengakui pesonaku sebagai perempuan?” tanya Alesha menggoda.

“Ya.. sekarang kau memang menjadi seorang perempuan. Dengan tingkat menyebalkan yang masih sama.” Jawab Kriss acuh. 

Alesha kembali memasang wajah cemberutnya. Kriss kembali tersenyum. Sejenak ada keheningan diantara keduanya.

“Itu karena Mamah. Mengapa aku tak mengambil tawaran bekerja sebagai pramugari di maskapai penerbangan internasional itu.” kata Alesha lagi lirih.

Kriss diam. Ada sedikit kecewa merasuki hatinya. Apa ini? Apa kau sungguh-sungguh percaya pada apa yang dikatakan Rere tempo hari Kriss?, tanyanya pada benaknya.

“Mamah sakit. Dan dokter sudah memvonis hidupnya tak kan bertahan lama. Kau tahu kan, impianku menjadi pramugari karena ingin pergi sejauh mungkin dari Mamah. Bukankah seharusnya aku senang sekarang? Tapi walau bagaimanapun, aku tidak akan pernah bisa mengubah kenyataan bahwa dialah satu-satunya keluargaku. Saat SMA aku bisa dengan jelas mengatakan betapa bencinya aku dengan perempuan yang suka memukulku itu. Tapi sekarang, aku tak tahu lagi bagaimana rupa perasaanku Kriss?? Apa yang harus ku lakukan Kriss? Aku harus bagaimana? Setelah Papah, sekarang mamah juga akan meninggalkanku. Aku sendirian.” kata Alesha dengan berurai air mata. Ada pendar luka di matanya.

Dan pendar itu pun membias di mata bening Kriss.

***
To be continued..^_^





Pulang Pisau 

5 komentar:

  1. Balasan
    1. Itu nama kabupaten maaaaakkk...tempat tugasku di sini. Biasanya kan ku tulis Palangkaraya.. 😂

      Hapus
    2. Itu nama kabupaten maaaaakkk...tempat tugasku di sini. Biasanya kan ku tulis Palangkaraya.. 😂

      Hapus

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...