Selasa, 01 Mei 2018

Divergent : Tetap Teguh! Meski Menjadi Berbeda


Judul                   : Divergent
Pengarang           : Veronica Roth
Penerbit               : Mizan
Cetakan               : Maret 2015
Jumlah Halaman : 543


“Tapi pikiran kita bergerak ke banyak arah yang berbeda. Kita tidak bisa dikungkung dalam satu cara pikir. Dan itu membuat para pemimpin takut ...” (hal.489)


Novel ini diawali dengan Beatrice Prior, seorang gadis berperawakan kecil berusia 16 tahun dari faksi Abnegation yang bersiap mengikuti Choosing Ceremony untuk menentukan apakah ia akan melanjutkan hidup di faksi yang sama atau pindah ke faksi lain.

Dengan latar kota Chicago di masa depan, Veronica Roth menjelaskan keberadaan manusia yang entah bagaimana bisa terbagi dalam lima faksi. Abnegation yang menganut selflessness (ketidakegoisan), Dauntless yang menganut keberanian, Erudite yang menganut rasa ingin tahu terhadap pengetahuan, Candor yang menganut kejujuran, serta Amity yang menganut kedamaian. 

Jadi, saat berumur 16 tahun setiap orang wajib mengikuti test simulasi untuk melihat kecenderungan sifat yang dianut seseorang. Namun terdapat keanehan dalam hasil test Beatrice. Ia tidak memiliki satu sifat yang menonjol seperti pada umumnya. Ia justru memiliki tiga: Abnegation, Dauntless dan Erudite. Yang mana hal ini sangat jarang terjadi. Ia pun mendapatkan peringatan dari seorang simulator dari faksi Dauntless yang menangani hasil testnya. Bahwa ia adalah seorang Divergent, dan ia harus berhati-hati dengan statusnya itu.

Karena ia tak merasa cocok dengan faksi asalnya, meski dengan berat hati sebab harus meninggalkan keluarganya, Beatrice pun memilih faksi Dauntless sebagai faksi barunya. Sembari berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai Divergent, ia juga teman-temannya sesama pemilih faksi Dauntless pun berusaha mengikuti serangkaian proses inisisasi agar dapat diakui menjadi anggota faksi sepenuhnya. Karena jika mereka sampai gagal melampaui standar nilai yang telah ditetapkan para pemimpin Dauntless, mereka akan diusir dari faksi, dan menjadi factionless.

Ditengah kesibukannya beradaptasi dengan seluruh kebiasaan faksi Dauntless itu, ia pun mulai mencari tau mengapa menjadi seorang Divergent justru membuat keselamatannya terancam. Sementara diluar markas Dauntless, pergolakan tengah terjadi yang disebabkan oleh ketidakpuasan faksi Erudite terhadap faksi Abnegation yang selama ini selalu dipercaya sebagai pemangku kebijakan. Mereka menerbitkan banyak artikel berita yang menyatakan bahwa Anegation telah menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Meski bertekad untuk menjadi seorang Dauntless sejati, Beatrice tidak serta merta mampu mengabaikan faksi lamanya. Apalagi ayah ibu yang ditinggalkannya juga merupakan salah satu pemimpin faksi Abnegation. 

Ketika isu panas mengenai pergolakan ini mulai mempengaruhi faksi Dauntless, Beatrice pun mulai mempertanyakan dirinya juga seluruh konsep yang dianut faksi-faksi yang ada.

Aku memang penyuka kisah-kisah distopia dengan genre sci-fi seperti Divergent ini. Hanya saja deskripsi mengenai berbagai tempat(terutama markas besar faksi Dauntless) memang sedikit membingungkan. Juga belum dijelaskan mengapa manusia bisa terbagi dalam 5 faksi. Tapi dengan penggunaan sudut pandang orang pertama, novel yang katanya ditulis Veronica Roth saat masih berusia 23 tahun ini telah mampu menggambarkan konflik batin Beatrice Prior dengan baik. 

Novel ini cukup inspiratif dengan mengangkat tema mengenai nilai-nilai perjuangan dan pencarian jati diri.

“Kita semua mulai merendahkan kebaikan nilai faksi laindalam proses pemahaman kebajikan faksi kita sendiri. Aku tidak mau seperti itu. aku mau menjadi berani, dan tak memikirkan diri sendiri, dan pintar, dan baik, dan jujur.” Ia berdehem. “Aku masih terus berusaha menjadi baik.” (hal.451)

#TugasRCO3
#Tugas3Level3
#OneDayOnePost

1 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...