Dari dulu, aku
selalu geregetan dengan cerita-cerita tentang pembully-an. Did you know? di
beberapa kasus ada anak yang menjadi korban secara fisik justru lebih besar dan
terlihat lebih kuat dari si pelaku. Tapi anak ini tetap nggak melawan dan seperti
membiarkan dirinya menjadi korban bully. #Kenapa coba dia nggak ngelawan? Dan kenapa
coba dia nggak mau cerita ke guru atau orang tuanya.
Dulu aku juga pernah
dibully, teman laki-laki. Well, aku juga nggak pernah cerita sih. Baik itu dengan
guru atau orang tua. Tapi itu karena aku
masih merasa mampu melawannya. Kalau diejek, aku akan balik mengejek. Dipukul
aku akan balas memukul(dulu, aku mang agak tomboy kayaknya. :D kehidupan itu
keras bro..#apaan coba??:D).
Kalau tidak memungkinkan (karena pelaku punya
postur lebih besar, dan sekiranya posisiku tidak menguntungkan), ku lemparin
batu aja itu anak. Trus aku lari deh(Eh, besoknya pulang sekolah aku dicegat
lagi). #hahaha yang ini mohon jangan ditiru tanpa pelatihan khusus. #lha??:D
Nah aku baru selesai membaca komik online
dan komik online ini berhasil dengan begitu elegannya memberiku pemahaman yang lebih baik
tentang bullying. Bahwa selama ini bullying selalu dipadankan dengan kata intimidasi, kekerasan dan penindasan. Padahal
penindasan tidaklah sebatas memalak, mencuri uang, tindak kekerasan atau
penculikan misalnya. Pada kenyataannya situasinya bisa sangat ambigu.
Teman yang tidak
merespon ketika diajak berbicara, tidak mau diajak duduk bersama, tidak mau
makan bersama, menertawakan, mempermalukan di depan umum, hal-hal remeh seperti
itu semua bukanlah sebuah tindakan kejahatan. Tapi masuk dalam tindakan
bullying. Beberapa hal bisa jadi sangat menyakitkan bagi si korban, tapi tidak
berarti itu adalah kejahatan.
Masalahnya kadang
orang tua/guru hanya akan menanggapinya sepintas lalu. Menyuruh si korban dan
si pelaku untuk saling berbaikan dan tidak mengulanginya kembali. Lalu apakah
tiba-tiba anak-anak tersebut akan menjadi baik dan akrab?
Kalau kasusnya
mulai parah( biasanya ditandai dengan adanya bekas luka kekerasan secara fisik),
orang tua korban, kebanyakan pasti meminta si pelaku dihukum dengan berat agar
ada efek jera. Sedangkan orang tua si pelaku yang merasa dipojokkan, bisa
dipastikan menolak. Meski tahu anaknya telah berbuat salah(rata-rata orang tua
pasti membela anaknya masing-masing kan?). Kadang masalahnya jutru menjadi
semakin rumit dengan keterlibatan para orang tua ini.
Dan bahkan jika
para orang tua bersepakat si pelaku dihukum dengan berat, lalu apakah
masalahnya akan selesai? Hampir dapat dipastikan hal tersebut tidak
menyelesaikan apapun. Yang ada, si pelaku ini malah semakin menjadi-jadi
bencinya kepada si korban. Membuatnya semakin “kreatif” membully si korban.
Ini menjadi
semacam lingkaran setan yang tak terputus.
Menurutku sih
anak-anak harus punya kepercayaan diri yang kuat. Biar nggak gampang jadi
korban. Juga harus benar-benar diajarkan(dengan kuat juga) tentang pendidikan agama,
moral, budi pekerti, ya hal-hal semacam itulah. Sehingga tidak ada anak yang merasa
punya hak untuk menindas temannya yang terlihat lebih lemah.
Kalau menurut
kalian gimana gengs?? :D
Palangkaraya
Rabu, 23 Maret 2016
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#KeepWriting
#HariKe-18
bener mb sasmitha...bullying ga hars fisik...mencegahnya itu lo, agak agak susah...ak selalu bilang ke anakku di rumah atau sekolah, harus berani melawan, jangan diam saja.Trus bantu jika ada teman yg jd korban
BalasHapusIya mbak bagus banget itu. Kita harus berani menghadapi orang2 yang suka ngebully..😀
Hapusnahh,,setuju bangett sama paragraf terakhir^^
BalasHapusdibully itu gak enakk bangett,,hikss..korban bully waktu sd :v
Wah.. ada temen senasib.. aku juga dibully tu waktu SD mbak aira..tapi aku ngelawan..😅
HapusItu masalah klasik tiap jaman. Selain cara di atas ajarkan juga pada anak untuk tidak takut menghadapi apapun selama dia benar. Saya pernah seperti itu lalu saya lawan. Eh, jadi takut yang bully...hehe
BalasHapusIya bener banget mbak denik..sepatu.^^
HapusAku pernah di bully kata terlalu pendiam hehe
BalasHapusJaaaaaahhhhhh..... mang itu termasuk dibully ya mas gilang?
HapusKalau di grup, bang gilang sepertinya bukan pendiam deh...
Hapusiya.. keknya gak mungkin gitu ya mas gilang pernah di bully dengan kata pendiam..:D
HapusAku juga pernah membully dan dibully :D
BalasHapusDan itu memang tidak baik untuk kesehatan pencernaan... #Lhoh?
wuaaahhhhh... mungkin itu sebabnya kamu suka sakit perut net..:D
Hapusdibully memang nggak enak, di saat seperti itu kadang dibutuhkan sikap "cuek", karena kebanyakan "materi" bullynya adalah hal-hal yang nggak penting....
BalasHapus#cuekajasayamah ;)
bener banget mbak kholifah.. gak penting banget!!
HapusMitha yg bully cowok doank? aku malah cowok cewek bergerombolan bahkan sampai guru sendiri hiksss...*luka lama seakan kembali :(
BalasHapusya Allah Rabb.. kok gitu sih gurunya?? dunk2 deh..*peluk mbak Raida..
BalasHapussyukur gak pernah jd korban bully :)
BalasHapusIni tugas berat bagi para orangtua dan pendidik utk memperbaiki karakter anak bangsa. Dengan karakter yg baik, tiap anak akan saling m'hargai sehingga tak ada lagi bully membully.. 😁
Kalau Nadilla pernah g, ya?
HapusLupa, hehehe
Bullying menurut saya sangat berpengaruh di jiwa sang korban.
BalasHapussepertinya saya merasakan era bullyingan semakin ngetrend ini di 5 tahun terakhir ini..
ya nggak ya..
iya mbak kemajuan teknologi bikin bullying tambah serem..
HapusIndonesia menjadi negara dengan tingkat bullying terbesar. Masuk 5 besar.. Semoga kelak berkurang..
BalasHapuswaahhh suhu akhirnya mampir ke sini..^^
Hapusaamiin bang..
Setuju, hidup ini memang keras sista! ;D
BalasHapusBtw, itu komik judulnya apa mbak Sas?
Saya dulu juga suka baca komik (yg mendidik)..