Google Image |
Aku terkesan sekali dengan sebuah quote dari Sujiwo Tejo, bahwa menghina Tuhan tak perlu dengan membakar kitab suciNya. Atau memaki-makiNya. Karena bahkan hanya dengan khawatir kita tak bisa makan hari ini saja, itu sudah cukup untuk dikategorikan dalam aktivitas menghina Tuhan.
Naudzhubillah..
Naudzhubillah..
Jujur aku sendiri pun masih sangat sering sekali mengkhawatirkan segala sesuatu. Bagaimana kalau begini? Bagaimana kalau begitu? Ah, seperti tidak punya Tuhan saja kau itu Sasmitha A. Lia, kata sahabatku.
Oh iya ya? Padahal aku tahu pasti. Aku punya Rabbku yang Maha Hebat itu. Yang Maha Baik. Yang saking baiknya, aku percaya Dia tak mungkin meninggalkanku. Bahkan sekalipun aku masih belum sempurna mencintaiNya.
Bagaimana bisa aku masih saja khawatir bahkan sekalipun aku tahu dengan pasti Rabbku itu pernah berfirman sebagaimana berikut ini,
Bagaimana bisa aku masih saja khawatir bahkan sekalipun aku tahu dengan pasti Rabbku itu pernah berfirman sebagaimana berikut ini,
(QS Al Baqarah 286)
Dan, aku juga menemukan sebuah nasihat yang bagus sekali dari Syaikh Ibnu Qayyim Rahimuhullah bahwa, ketika sebuah pintu tertutup sesungguhnya Allah akan membuka 2 pintu kerahmatan untukmu.
Its awesome!! isn't it??^^
Jadi aku berkata kepada diriku sendiri. Jangan lebay deh Sasmitha A. Lia!! Pada dasarnya tak ada lagi alasan bagimu untuk mengeluh, takut, sedih, atau mengkhawatirkan sesuatu yang bahkan belum pasti akan terjadi atau tidak!!
Well,walaupun aku sangat setuju bahwa manusiawi sekali sebenarnya untuk takut, untuk khawatir sih. Hanya saja mungkin tidak perlu terlalu dilebih-lebihkan. Karena sungguh percayalah biasanya sesuatu yang berlebihan itu selalu tidak baik.^^
*Aneh sekali. kenapa aku bisa sebijak ini ya? Jangan-jangan.. karena makan nila goreng tadi, hahaha..
Palangkaraya,
Selasa, 22 Maret 2016
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
#KeepWriting
Agak nyrempet dikit :-D
BalasHapusSemangat mbak sasmita ......
nyerempet apaan yak??:D
Hapussemangatt..^^
Bener mba rezeki itu sdh ada yg mngatur. Jika meragukan Allah bearti kita telah mnghinaNya
BalasHapusiya mbak.. setuju.. merdeka!! #ehh.. :D
Hapusbener mb sas...
BalasHapussiipp mbak lisa..^^
HapusMbah Jiwo (kami memanggilnya begitu) juga dalang yg idealis dan kritis.
BalasHapusBeliau kini menjabat sbg prediden Republik Jancukers.
Asli arek Jatim, spt halnya saya dan Lisa
waahh sama dunk bapakku juga asli arek Jatim.. #loh???:D
HapusJudulnya bikin aku melongo
BalasHapushahahaha.. owh ayolah mbak april marilah kita tidak lagi mengungkit dan membahas ikan nila goreng itu. biarkan dia tenang di alam sana..:D
HapusJudulnya bikin aku melongo
BalasHapusKarena kita harus selalu bersyukur dan bertaqwa...
BalasHapusLike mba... siip
yup.. bener banget mas Jundii..^^
Hapusmakasih.. ini coretan biasa banget soalnya ge nggak tau mau nulis apaan.. hikz..
Mba Sasmitha ini gimana sih.. menyalahkan ikan Nila itu udah termasuk menghina ikannya..tar dilaporon ke polisi lho..atas tuduhan menuduh, hehhe..
BalasHapussaya suka tulisannya.
hehehe aku nggak menuduh justru sedang memuji si nila goreng itu yang menjadi penyebab betapa bijaksananya aku saat menulis postingan ini..^^
BalasHapus