Kamis, 03 Maret 2016

Untitled

Hidup kita bisa berubah di tengah-tengah. Entah darimana aku dapat kata-kata itu. Mungkin dari salah satu buku, atau salah satu artikel yang pernah ku baca di sebuah blog? (Jangan-jangan tagline sebuah iklan lagi..:D terserah lah..)

And that is absolutely right. Menurutku sih:).
Ini juga terjadi denganku. Aku lahir di Makassar. Kemudian TK, SD di sana. SMP di Banjarbaru. Aliyah di Jombang. Kuliah balik di Banjarbaru. Tapi sekarang aku kerja di Palangka Raya (sebenernya secara administratif sih ikut Kabupaten Pulang Pisau. Tapi secara geografis justru lebih dekat ke Palangka Raya). Kembali ke tema awal. Hidupku yang berubah di tengah-tengah. Aku dulu bener-bener nggak mau jadi guru. Aku mau jadi wartawan, kalau nggak programer. Karna satu hal dan lainnya akhirnya aku jadi guru(sebenernya sih lebih karna bapak nyuruh aku jadi bu guru. Kayaknya aku kualat deh hahahahaha. But i enjoy it. Sure!)

Have i told you? aku suka anak-anak. Tapi aku nggak pernah menyangka akan menjadi guru di Pulang Pisau! Ya ampun aku aja belum pernah dengar nama daerah itu. Walaupun aku lama tinggal di pulau Kalimantan ini, tapi aku hanya tau Kalimantan Selatan saja. Nyaris nggak pernah ke keluar dari Kal-sel. And than tiba-tiba aku terdampar di sebuah daerah antah berantah bernama Pulang Pisau itu.

Dimana kerudungku, agamaku, sukuku, bahasaku membuatku berbeda.

Aku jadi benar-benar merasa terasing. Dan benar-benar membuatku nggak betah. Tapi kita selalu punya banyak hal yang bisa kita syukuri bukan? Adalah benar aku di tempatkan di sebuah desa kecil tapi setidaknya desa ini terletak di kecamatan. Desa ini juga relatif dekat dengan kota Palangkaraya. Jadi, yah boleh dikatakan aku tidak benar-benar terisolir dari peradaban. Hehehe.. walaupun disini sepi sekali dan nyaris benar-benar di tepi hutan sih(Did you know? Kalau di Banjarbaru yang disebut hutan itu paling padang ilalang. Tapi kalau di sini, hutan ya hutan. Lengkap dengan pohon-besar menjulang dan satwa liarnya).

Dan lagi yang paling penting, bisa diakses melalui jalan darat yang lumayan licin aspalnya(kalo setahun kemaren sih masih jalan tanah jadi kalo kemarau berdebu parah, kalo musim hujan becek bahkan banjir😂).

Soalnya usut punya usut ada begitu banyak teman-teman seangkatanku, sesama guru yang ternyata ditempatkan ke daerah yang lebih terpencil dimana akses ke daerah tersebut hanya bisa lewat sungai. Ada lagi yang ditempatkan di daerah pesisir, tidak ada listrik, tidak ada sinyal, dan air asin keren banget yak?

Jadi, terlalu banget kan kalo aku masih ngeluh??
Semoga aku bisa jadi guru yang baik dan memajukan pendidikan di daerah sini. Dan semoga teman-teman yang ditugaskan di daerah yang lebih terpencil bisa betah dan tetap semangat menjalankan tugas.

*dibawah ini foto salah seorang teman yang setiap ke sekolah harus naik perahu kecil dulu. Beberapa kali mereka harus berhenti karena air yang masuk ke perahu sudah terlalu banyak. Setelah air di perahu dikuras baru mereka melanjutkan perjalanan.

Palangkaraya
3 Maret 2016
#OneDayOnePost
#harike-4

2 komentar:

  1. Maasya Allah, keren banget perjuangan ibu dan bapak guru di sana. Semoga usaha mencerdaskan anak bangsanya dipermudah Allah SWT :)

    BalasHapus
  2. Aamiin...

    Makasih dah mampir ya mbak..^_^

    BalasHapus

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...