Sabtu, 20 Agustus 2016

Tiga Tetes Darah



Aku sedang tidak punya ide mau menulis apa. Juga sedang tidak berselera membaca buku apapun. Akhirnya ku pun memutuskan untuk menonton drama korea hasil menjelajah hardisk milik seorang teman (ketahuan deh gue drakor lover.. wkwkwkwk). Biasanya aku menonton drama dimana aku mengetahui (minimal tahu namanya lah) pemain utamanya. Tapi akhir-akhir ini aku jarang update tentang dunia drakor, so, aku menonton drakor apa saja yang bisa ku dapatkan meski aku tak tahu siapa pemainnya maupun sinopsis ceritanya.

Nah, drakor yang sedang ku tonton ini berjudul Vampire Detective (2016). Dari judulnya bisa dikira-kira dong ini drama tentang apaan. Ya walaupun itu detektif sebenarnya jadi vampire bukan karena digigit lehernya sih.well, aku nggak akan membahas tentang drakornya. Sometimes kalo aku lagi rajin akan ku buat blog post khusus tentang sinopsisnya ya.. seperti yang kita ketahui bersama, vampire itu makanan pokoknya adalah darah.

Karenanya, drama Korea Vampire Detective ini mengingatkanku pada sebuah dongeng yang pernah ku baca di sebuah majalah anak-anak tua di perpustakaan SD ku dulu. Ajaib sekali kan bagaimana caraku mengingat hal semacam itu sampai saat ini?

Perpustakaan itu sangat berantakan, jadi aku dan teman-temanku yang saat itu duduk di kelas empat diminta untuk membersihkannya. Bukannya membersihkan aku malah asyik sendiri membaca sebuah dongeng yang judulnya cukup menarik. Tiga Tetes Darah (kalau nggak salah sih gitu..^_^).
Dongeng itu menceritakan tentang seorang perempuan yang rela berkorban untuk kekasihnya (ya ampun bacaanku waktu kelas 4 SD serem ya.. hahaha). Pada intinya gadis itu menggantikan si kekasih yang seharusnya meninggal. Dia membuat perjanjian untuk menghidupkan kembali kekasihnya (aku lupa dia bikin perjanjiannya sama siapa ya?).

Nah, dalam perjanjian itu si gadis diminta memberikan tiga tetes darahnya. Si gadis setuju. Setelah memberikan tiga tetes darah itu sang kekasih pun hidup kembali. Sebelum pergi untuk selamanya, si gadis meminta agar diperbolehkan menemui kekasihnya. Tentu kekasihku akan bersedih ketika ia hidup kembali, sedang aku tak ada bersamanya, pikir gadis tersebut. Maka pergilah si gadis menemui kekasihnya, pujaan hatinya.

Betapa kagetnya gadis itu. Bukanya bersedih atau menangisinya, laki-laki itu malah asyik sama perempuan lain. Melupakan pengorbanan sang gadis. Sang gadis pun murka dan meminta agar pertukaran tiga tetes darahnya dikembalikan. Lalu sang gadis pun kembali menjadi manusia. Sedangkan kekasihnya itu menjadi seekor hewan yang berkeliaran di malam hari sambil mencari tiga tetes darah yang dibutuhkannya untuk kembali menjadi manusia.

Dulu aku sempat percaya loh itulah alasan kenapa nyamuk itu menghisap darah. Lalu kemudian aku mendapati sebuah konsep yang menghancurkan teori itu. Bahwa ternyata yang menghisap darah hanyalah nyamuk betina. Hahaha yah, pada intinya kesimpulan moral yang bisa kita ambil dari dongeng tersebut adalah jangan berkorban demi cowok rese!!!  Hehehe peace...

#OneDayOnePost
Palangkaraya
20 Agustus 2016

4 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...