Judul Buku :
Ayah
Nama Penulis :
Andrea Hirata
Penerbit :
Bentang Pustaka
Cetakan :
Ke-8
Kulalui
sungai yang berliku
Jalan
panjang sejauh pandang
Debur
ombak yang menerjang
Kukejar
bayangan sayap elang
Di
situlah kutemukan jejak-jejak untuk pulang
Ayahku,
kini aku telah datang
Ayahku,
lihatlah, aku sudah pulang
(Novel
Ayah – Halaman 384)
Sebenarnya sudah jauh hari sejak
aku mengkhatamkan buku ini. And yup! I love it! So much! :D aku selalu suka
cara Andrea Hirata bercerita. Dengan latar belakang Melayu yang sangat kental.
Buku ini bercerita tentang cinta sederhana dari seorang laki-laki kampung yang
juga tak kalah sederhananya. Semua bermula dari Sabari, Tamat, dan Ukun yang merupakan sahabat tak terpisahkan. Sejak
duduk di bangku sekolah Sabari selalu mendapatkan peringakat atas. Ia merupakan
pemuda cerdas yang memiliki hati yang lembut lagi polos. Berbanding erbalik
dengan kedua sahabatnya yang selalu bersaing untuk menghindari rangking
terbawah. Meskipun dalam hal cinta, mereka memiliki selera yang sama.
Kekonyolan, keluguan, kepolosan,
kebaikan yang ditampilkan mereka dalam novel ini sukses membuatku tertawa
terpingkal-pingkal, lalu geram, lalu sedih, lalu tertawa kembali. (Macam orang
gila saja aku ini..:D)
Hal lain yang kusukai dari novel ini
adalah bahasanya yang mendayu-rayu. Hampir di setiap bab selalu dihiasi
puisi-puisi yang indah.
Datangkan
seribu serdadu untuk membekukku!
Bidikkan
seribu senapan, tepat ke ulu hatiku!
Langit
menjadi saksi bahwa aku di sini, untuk mencintaimu!
Dan
biarkan aku mati dalam keharuman cintamu….
(Novel
Ayah – Halaman 110)
Dari Sabari dan teman-temannya, kita
dapat belajar mengenai persahabatan, ketulusan seorang ayah, pengorbanan,
semangat, cinta tanpa pamrih, juga arti sebuah keluarga.
Bagaimana dengan kalian? Apa kalian
pernah membaca novel ini? ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar