Senin, 31 Oktober 2016

Si Pohon Tinggi dan Si Pohon Pendek



Aku menemukan sebuah kisah menarik tentang pohon tinggi dan pohon rendah. Ia tumbuh begitu tinggi dan membuat sekelilingnya mengaguminya. Tetapi sayangnya, pohon itu tak bisa menaungi siapapun, pun tak bisa melindungi apapun di sekitarnya. Ia menjulang sendirian. Adapun di dekatnya tumbuhlah sebuah pohon yang rendah. Tapi ranting-rantingnya terbentuk sedemikian rupa hingga mampu menaungi siapapun yang berada di sekitarnya.

Analogi yang sama berlaku untuk dua orang siswaku yang saat ini duduk di kelas XI. Si Pohon tinggi  di jurusan IPA. Dan si pohon rendah di jurusan IPS. Semalam mereka berdua maju sebagai kandidat ketua OSIS. Aku menjadi tim sukses si pohon rendah. Membujuk, memprovokatori guru-guru lain agar menggunakan hak pilih mereka untuk memilih si pohon pendek tentunya. Dan berhasil.

Hanya saja, aku kurang berhasil mengajak siswa-siswa yang lain. Si pohon tinggi tampil dengan begitu percaya diri. Dari segi fisik, si pohon tinggi tidak mengecewakan. Wajahnya bersih. Tubuhnya tinggi proporsional. Segudang prestasinya dijabarkannya. Ku akui ia mempunyai banyak talenta di bidang seni maupun olahraga. Kalimatnya tersusun runtut dan sistematis. Ia menjelaskan program-programnya dengan sangat baik. oh ya, tentu saja sangat memikat.

Adapun si pohon pendek, dia bukan tipe public speaker yang baik. Ia seorang pendiam yang hemat kata. Meskipun prestasinya tak kalah banyak dari si pohon tinggi, tapi orasinya pendek dan terkesan kaku. Dari sini sudah terlihat hati para siswa pastilah memiliki kecenderungan untuk memilih si pohon tinggi. Dan benar saja, akhirnya si pohon tinggi berhasil menjadi ketua OSIS. Apakah si pohon pendek kecewa? Mungkin saja. Tapi ia tak berhenti. Ia tetap aktif baik di kegiatan intra maupun ekstrakulikuler. Dan ia pun dipercaya menjadi ketua Dewan Ambalan Pramuka.

Waktu berlalu. Membuka tabir-tabir rahasia. Program-program yang diorasikan si pohon tinggi saat pemilihan memang tetap berjalan. Hanya saja tanpa campur tangan si pohon tinggi itu sendiri. Hampir di setiap kegiatan si pohon tinggi justru sibuk memberikan perintah ini itu lalu asyik dengan kegiatannya yang lain. Tapi selalu hadir dan ngotot untuk maju paling depan ketika ada panggung maupun podium. Sampai pada tahap gila publikasi, kata teman yang tadinya dekat dengannya. Hal itu membuat teman-temanya mulai tidak respek padanya. Beberapa pembina juga mulai mengeluhkan sikap si pohon tinggi. Bahkan ada yang mulai menggulirkan isu resuffle(baru kali ini aku dengar ketua OSIS aja mau diresuffle :D).

Google Image
Adapun si pohon pendek, ia masih pendiam. Namun ia disenangi sekaligus disegani oleh teman-temannya. Diajaknya teman-temannya untuk mensukseskan beberapa program yang belum terlaksana. Ia tetap bekerja dengan baik meski miskin publikasi. Ia ringan tangan membantu teman-temannya,  sopan santunnya kepada guru juga sangat terjaga. Alhasil banyak guru yang sayang padanya. Segala sesuatu yang dipercayakan padanya selaludilaksanakannya dengan penuh tanggung jawab.

Ahh.. dari mereka aku pun belajar banyak hal. Bahwa hidup ini justru tidak melulu hanya tentang mengejar prestasi. Tidak melulu tentang “ini aku”. Tapi tentang bagaimana menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...