Minggu, 08 Januari 2017

(Review) Nun, Pada Sebuah Cermin



Judul Buku       : Nun, Pada Sebuah  Cermin
Penulis              : Afifah Afra
Penerbit            : Republika
Tahun Terbit      : 2015
Cetakan             : Ke-1

“Cermin itu selalu apa adanya. Jika yang bercermin di depannya memang punya keburukan, dia akan pantulkan tanpa enggan, sehingga orang yang bercermin menjadi tahu apa yang salah darinya, dan tentunya akan timbul kesadaran untuk memperbaikinya.”

Novel setebal 370 halaman ini berkisah tentang seorang gadis yatim yang bekerja sebagai pemain ketoprak bernama Nun Walqolami. Ia merupakan siswa terpandai di sekolahnya, namun pilihan hidup yang dimilikinya amatlah terbatas karena ibunya yang berprofesi sebagai pemulung itu tak mampu menguliahkannya. Alih-alih mengikuti jejak ibunya sebagai pemulung, Nun memutuskan menerima tawaran mas Wir untuk  menjadi pemain ketoprak meski dengan bayaran amat minim di sebuah grup ketoprak bobrok yang bernama Chandra Poernama milik Raden Mas Daruno. Seorang pebisnis mata duitan yang juga memimpikan kekuasaan dengan ikut mencalonkan diri dalam pemilihan walikota Solo.

Pertemuannya dengan Naya seorang wartawan yang juga anak dari pengusaha terkaya di Solo membuat hatinya berbunga penuh harap. Meski akhirnya ia pun mendapati kenyataan bahwa entah bagaimana ia tak kan bisa bersanding dengan laki-laki santun jebolan universitas luar negeri itu. Siapalah Nun bagi seorang Naya? Mereka bak langit dan bumi. Tak sekufu. Tak sepadan.

Adapun dengan Mas Wir yang juga menjadi kekasihnya di atas panggung, meski Nun sungguh bisa merasakan ketulusannya, ia juga tak merasa mampu meraih cinta laki-laki yang lebih tua lima belas tahun darinya itu.

Dengan semua kegetiran juga kesengsaraan hidup yang dialaminya Nun dipaksa mengerti bahwa setiap manusia merupakan cermin, yang memantulkan keburukan dan kebaikan pribadi masing-masing orang.

Salah satu keunikan novel ini adalah selain melukiskan kesederhanaan perempuan Jawa dan keindahan kota Solo, novel ini juga menyajikan 11 jenis tembang macapat yang digunakan dengan sangat apik oleh penulis sebagai salah satu konstruksi alur cerita. Macapat adalah salah satu jenis tembang Jawa yang berisi puisi tentang tuntunan hidup untuk manusia, yang memiliki aturan tertentu dalam kalimat (guru gatra), suku kata (guru wilangan), dan bunyi sajak akhir (guru lagu). 

Well, i love this novel! So much.. ^_^



contoh macapat



Pulang Pisau

4 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...