Minggu, 22 April 2018

Ketika Ziyu Marah


 
google image
Pagi itu Ziyu Si Anak Ayam kesal sekali. Wajahnya merah. Napasnya memburu. Aaaarrgghh ... ini pasti kerjaan Umin Si Kucing! Geramnya dalam hati saat melihat buku-buku di kamarnya berhamburan. Umin itu teman sekaligus tetangganya. Dia suka sekali main ke rumah Ziyu untuk membaca buku-buku cerita milik Ziyu. Soalnya Umin nggak punya buku cerita sebanyak Ziyu. Ziyu sih suka saja meminjamkan buku ceritanya. Apalagi Umin sering membantunya dan mengajaknya pulang sekolah bersama. Tapi, yang menyebalkan itu Umin jarang sekali mau mengembalikan buku-buku yang dibaca ke tempat semula. Padahal Ziyu sudah berkali-kali memberitahu Umin. Alhasil, kamar Ziyu pun berantakan. Ziyu tidak suka kamarnya berantakan.

Ziyu pun segera mencari Umin. Ah, itu Umin sedang di dapur. Dia pasti sedang makan kue buatan Ibu, sungut Ziyu dalam hati. Cepat-cepat Ziyu menghampiri Umin.

“Eh, Umin! Aku kan udah berkali-kali memberitahumu. Kalau habis baca bukuku itu langsung kembalikan ke rak. Kenapa kamu malah menghamburkan dan membuat kamarku jadi berantakan?” cecar Ziyu dengan nada tinggi. Meluapkan kemarahannya.

Umin kaget. 

“Aku belum pergi ke kamarmu kok,” jawab Umin bingung.

“Halah, jangan bohong! Kalau bukan kamu siapa lagi yang bikin kamarku berantakan seperti itu?” hardik Ziyu.

“Jangan marah dulu Ziyu, aku memang belum pergi ke kamarmu. Aku baru sampai kok tadi dipanggil Mamahmu.” kata Umin.

Ziyu bertambah marah dengan jawaban Umin yang nggak mau mengakui perbuatannya.

“Kamu ini menyebalkan sekali!” bentak Ziyu lalu mendorong Umin. Umin pun terjatuh.

Mamah Ziyu yang baru saja masuk ke dapur memekik kaget.

“Astaghfirullah Ziyu ... kenapa kamu mendorong Umin?” tanya Mamah Ziyu sambil membantu Umin berdiri.  “Umin kamu nggak apa-apa nak?”

“Nggak apa-apa kok Mamah Ziyu,” jawab Umin sambil tersenyum. 

Ziyu kaget melihat Mamahnya tiba-tiba datang. Ah, tapi kan Umin yang salah nggak mau ngaku kalau sudah bikin kamarku berantakan, kata Ziyu dalam hati.

Setelah Umin berpamitan pulang. Mamah pun mengajak Ziyu berbicara.

“Mamah sedih deh liat perlakuan Ziyu ke Umin. Mamah kan nggak pernah ngajarin Ziyu buat ngedorong teman sendiri.”

“Maaf Mah, habisnya Umin nggak mau ngaku sih sudah ngeberantakin kamarnya Ziyu.” Jawab Ziyu sebal.

“Yang ngeberantakin kamar Ziyu itu bukan Umin. Umin kan baru aja sampe tadi karena Mamah panggil. Mamah mau nitip kue pesanan Bundanya Umin.”

“Jadi ... Umin memang belum masuk kamar Ziyu Mah?” tanya Ziyu terkejut.

“Terus yang bikin kamar Ziyu berantakan siapa dong?” 

“Coba tanya Riyu. Katanya tadi dia mau meminjam buku ceritamu.” kata Mamah lagi. Riyu itu adiknya Ziyu yang kadang juga suka bikin Ziyu kesal. Aduuh ... jadi Umin memang belum ke kamarnya. Ziyu langsung merasa menyesal karena sudah marah-marah bahkan sampai mendorong Umin.

“Nah, makanya Ziyu, kalau ada apa-apa, dibicarakan aja dulu baik-baik. Jangan langsung marah-marah nak. Nggak baik,” kata Mamahnya lembut. 

“Iya Mah, Ziyu menyesal,” jawab Ziyu pelan.

“Ya sudah, nanti bawa kue brownis ini ke rumah Umin. Ziyu minta maaf sama Umin ya ...”

“Tapi Mah, kalau Umin marah sama Ziyu gimana?”

“Ya nggak apa-apa tadi kan Ziyu udah marahin Umin?” tanya Mamah menggoda.

“Aaa ... Mamah ...”

“Hahaha ... Mamah yakin Umin nggak akan marah kok. Dia kan nggak kayak anak Mamah yang gampang marah ini ...” kata Mamah lagi. 

Ziyu cemberut. 

“Yang penting, Ziyu minta maaf dengan tulus dan janji nggak akan gampang marah-marah lagi.” Kata Mamah Ziyu lagi.

“Iya Mah,” jawab Ziyu pelan.

***

#30DEM
#30DaysEmakMendongeng
#TemaMarahItuNggakBaik
#Day25 (seharusnya :d)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...