Judul :
Divergent
Pengarang :
Veronica Roth
Penerbit :
Mizan
Cetakan :
Maret 2015
Jumlah Halaman : 543
“Tapi pikiran kita bergerak ke banyak arah
yang berbeda. Kita tidak bisa dikungkung dalam satu cara pikir. Dan itu membuat
para pemimpin takut ...” (hal.489)
Novel ini diawali dengan
Beatrice Prior, seorang gadis berperawakan kecil berusia 16 tahun dari faksi
Abnegation yang bersiap mengikuti Choosing Ceremony untuk menentukan apakah ia
akan melanjutkan hidup di faksi yang sama atau pindah ke faksi lain.
Dengan latar kota
Chicago di masa depan, Veronica Roth menjelaskan keberadaan manusia yang entah
bagaimana bisa terbagi dalam lima faksi. Abnegation yang menganut selflessness
(ketidakegoisan), Dauntless yang menganut keberanian, Erudite yang menganut
rasa ingin tahu terhadap pengetahuan, Candor yang menganut kejujuran, serta
Amity yang menganut kedamaian.
Jadi, saat berumur
16 tahun setiap orang wajib mengikuti test simulasi untuk melihat kecenderungan
sifat yang dianut seseorang. Namun terdapat keanehan dalam hasil test Beatrice.
Ia tidak memiliki satu sifat yang menonjol seperti pada umumnya. Ia justru
memiliki tiga: Abnegation, Dauntless dan Erudite. Yang mana hal ini sangat
jarang terjadi. Ia pun mendapatkan peringatan dari seorang simulator dari faksi
Dauntless yang menangani hasil testnya. Bahwa ia adalah seorang Divergent, dan
ia harus berhati-hati dengan statusnya itu.
Karena ia tak
merasa cocok dengan faksi asalnya, meski dengan berat hati sebab harus
meninggalkan keluarganya, Beatrice pun memilih faksi Dauntless sebagai faksi
barunya. Sembari berusaha menyembunyikan identitasnya sebagai Divergent, ia juga
teman-temannya sesama pemilih faksi Dauntless pun berusaha mengikuti
serangkaian proses inisisasi agar dapat diakui menjadi anggota faksi
sepenuhnya. Karena jika mereka sampai gagal melampaui standar nilai yang telah
ditetapkan para pemimpin Dauntless, mereka akan diusir dari faksi, dan menjadi
factionless.
Ditengah
kesibukannya beradaptasi dengan seluruh kebiasaan faksi Dauntless itu, ia pun
mulai mencari tau mengapa menjadi seorang Divergent justru membuat
keselamatannya terancam. Sementara diluar markas Dauntless, pergolakan tengah
terjadi yang disebabkan oleh ketidakpuasan faksi Erudite terhadap faksi
Abnegation yang selama ini selalu dipercaya sebagai pemangku kebijakan. Mereka
menerbitkan banyak artikel berita yang menyatakan bahwa Anegation telah
menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya. Meski bertekad untuk menjadi
seorang Dauntless sejati, Beatrice tidak serta merta mampu mengabaikan faksi
lamanya. Apalagi ayah ibu yang ditinggalkannya juga merupakan salah satu
pemimpin faksi Abnegation.
Ketika isu panas
mengenai pergolakan ini mulai mempengaruhi faksi Dauntless, Beatrice pun mulai
mempertanyakan dirinya juga seluruh konsep yang dianut faksi-faksi yang ada.
Aku memang penyuka
kisah-kisah distopia dengan genre sci-fi seperti Divergent ini. Hanya saja
deskripsi mengenai berbagai tempat(terutama markas besar faksi Dauntless)
memang sedikit membingungkan. Juga belum dijelaskan mengapa manusia bisa
terbagi dalam 5 faksi. Tapi dengan penggunaan sudut pandang orang pertama,
novel yang katanya ditulis Veronica Roth saat masih berusia 23 tahun ini telah
mampu menggambarkan konflik batin Beatrice Prior dengan baik.
Novel ini cukup
inspiratif dengan mengangkat tema mengenai nilai-nilai perjuangan dan pencarian
jati diri.
“Kita semua
mulai merendahkan kebaikan nilai faksi laindalam proses pemahaman kebajikan
faksi kita sendiri. Aku tidak mau seperti itu. aku mau menjadi berani, dan tak
memikirkan diri sendiri, dan pintar, dan baik, dan jujur.” Ia berdehem. “Aku
masih terus berusaha menjadi baik.” (hal.451)
#TugasRCO3
#Tugas3Level3
#OneDayOnePost
Toss dulu sama bu guru, saya juga penyuka genre sci-fi ^_^
BalasHapus