Rabu, 23 Januari 2019

2018, Orang Itu



nemu di google




2018 menjadi tahun yang istimewa untukku. Ada banyak momen yang… ah, susah untuk dijelaskan dengan kata-kata maupun dijabarkan dalam kalimat-kalimat (tsaahhh). Salah satu momen tak terlupakan adalah saat aku menghabiskan liburan semester tahun lalu di rumah orang tuaku, di Banjarbaru.

Siang itu begitu terik. Aku, adikku Nisa, dan sahabatku Aisyah terdampar di sebuah warung makan di Martapura. Kami memang baru pulang ziarah dari makam Guru Sekumpul dan membeli kado untuk keponakan Aisyah yang baru lahir. Karena kelaparan, kehausan, dan kelelahan kami pun memutuskan untuk makan siang. Warung makan itu cukup lengang. Tak banyak pelanggan yang datang.
Setelah memesan Nasi Lalapan Nila bakar, tiba-tiba gawaiku berdering. Sebuah pesan WA masuk. Dari orang itu. 

Sibukkah? Aku mau nelpon.

Segera ku ketikkan balasan. Telpon aja.
Terkirim. Dua centang. Biru.

Segera setelah itu, gawaiku berbunyi. Dengan tanpa firasat apapun, aku pun menerima telponnya. Tetiba terdengar alunan lagu dangdut yang cukup keras. Aku pun memberi isyarat pada Nisa dan Aisyah, kalau aku akan keluar untuk menerima tepon. Mereka mengangguk.

“Maaf tadi nggak kedengeran. Bisa diulang nggak?”

Hening..

“Hallo.. hallo..” aku memastikan telepon itu masih tersambung.

“Iya, hallo..”

“Owh, kirain mati hpnya. Mau ngomong apa tadi?”

Dengan nada sedikit bergetar  orang itu pun menjawab, “Lia tahu kan? Tujuanku mendekati Lia itu serius. Mumpung Lia masih di Banjarbaru, Mama nanyain, gimana kalau besok kami ke rumah Lia ketemu orang tua Lia?”

Deg…

Wait, ini lamaran ya? Mimpi apa sih aku semalam? Perempuan mana di dunia ini yang dilamar lewat telpon ? Siang-siang. Panas-panas. Di pinggir jalan. Diiringi hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang. Owh, jangan lupa lagu dangdut! Cinta Berawan-nya Rita Sugiarto  mendayu-dayu dari speaker pemilik warung!

Suara Rita Sugiarto! Hoel, Daebak! Demi apa coba? Aku masih mampu mengidentifikasi lagu dangdut itu setelah mendapatkan pertanyaan, “boleh nggak besok aku dan keluargaku datang untuk melamar?” dari orang itu??!??

Oke fine, mungkin saat itu otakku rada konslet. Atau nge-blank. Mungkin karena cuaca panasnya. Atau mungkin karena aku lapar? Atau mungkin karena tanganku yang gemetar kompakan dengan hatiku yang berdebar tak menentu.

Tapi please.. ini orang ngelamar kok nggak ada romantis-romantisnya sih?? Di film-film, drama-drama Korea yang telah ku tonton, dan novel-novel yang telah ku baca kan nggak gini-gini amat Rabb...

“Hallo… Hallo.. Lia..” kali ini orang itu yang memastikan setelah aku terdiam cukup lama.

“Ehemm.. Lia tanya bapak dulu ya?” akhirnya aku menjawab dengan susah payah.

“Iya, kabari secepatnya ya? Biar kami bisa segera berangkat.”

“Emang pian dimana?” Teet.. pertanyaan bodoh, rutuk hatiku.

“Di Palangka.” Yaeah, I know that, batinku.

Dan setelahnya, hari-hari berlalu dengan aku yang melayang-layang. Aku tak lagi menjejak bumi meski nyata-nyatanya kedua kakiku masih terikat hukum gravitasi bumi. Hahaha..
Baru-baru ini orang itu mengatakan padaku bahwa meski hanya berbicara lewat telpon ia perlu beberapa waktu untuk menenangkan hatinya sampai akhirnya ia bisa menekan ikon telepon berwarna hijau di layar gawainya. Owh.. manis banget ya orang itu. Hahaha…

#KataHatiChallenge
#KataHatiProduction


6 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...