Sabtu, 09 Februari 2019

Belajar Kehidupan Dari Buku Panduan Matematika Terapan

Milik Pribadi


Judul                    : Buku Panduaan Matematika Terapan
Penulis                 : Triskaidekaman
Penerbit               : Gramedia
Tahun terbit         : 2018
Tebal Buku          : 359 hal.


      Meski perhitungan begitu erat dalam kehidupan kita sehari-hari, Matematika tetap saja menjadi subjek yang bahkan bisa disebut menakutkan untuk sejumlah besar siswa di sekolah, termasuk saya pribadi. Kalau mau jujur saya tidak suka mata pelajaran matematika yang menuntut kita harus menguasai berbagai rumus yang ada. Tapi bagaimana jika matematika dijadikan karya sastra? Nah, novel Buku Panduan Matematika Terapan inilah jawabannya.


Pertanyaan P-NP [sesuatu yang bisa diperhitungkan-sesuatu yang tidak bisa diperhitungkan] muncul setelah Prima didatangi oleh hantu yang mengajarinya cara berhitung dan berbagai teori matematika di dalam mimpi. Teka-teki itu semakin mengusiknya, ketika ia bertemu Tarsa-si cerdas yang juga memiliki pertanyaan sama tentang P-NP. Namun, meski telah mencurahkan seluruh hidupnya, Prima tak juga mampu menemukan jawabannya. Tentu. Karena, siapa pula manusia di dunia yang bisa menjawab kapan ia akan dimatikan?


      Ide yang ditawarkan dalam novel yang menjadi #1 winner UNNES InternationalNovel Writing Contest 2017  ini unik. Dalam jalinan cerita yang berkelindan dengan acuan refernsi dan data yang solid lagi kompleks, dengan kreatif penulis meracik berbagai konsep matematika ke dalam diskusi tokoh Prima, seorang anak laki-laki yang terpaksa harus menjalani sisa hidupnya dalam keheningan absolut dan Mantisa, anak perempuan yatim piatu yang dicap sebagai anak pembawa sial (terlepas dari bagaimana cara keduanya berkomunikasi) juga Tarsa (yang juga pernah menjadi penghuni panti asuhan yang sama dengan Mantisa) mengenai manusia dan kehidupan. 

      Dengan berselang-seling menggunakan POV kedua dan ketiga, Triskaidekaman membawa banyak pertanyaan mendasar tentang kehidupan. Tentang bagaimana menyikapi kehidupan yang kadang begitu mematahkan hati karena kehilangan-kehilangan. 

      Novel ini akan membantu kita kembali sadar bahwa matematika bukan hanya tentang angka bukan hanya tentang rumus-rumus rumit. Di dalamnya ada seni, variabel, logika, prediksi, juga cerita.
Bahwa meski serumit apapun rumus matematika yang pernah terlahir ke bumi ini sejatinya matematika diciptakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada.


Tanpa waktu, meskipun ada jarak, tidak akan ada kecepatan; sehingga jarak itu menjadi tidak ada artinya (hal.204)



      Selain belajar banyak mengenai konsep matematika tentu saja, membaca buku ini juga membuat koleksi perbendaharaan diksi saya bertambah. Meski memang ada beberapa bagian yang harus saya baca kembali dengan perlahan agar dapat memahami isinya. Secara keseluruhan saya suka buku ini. Meski memang agak liat untuk dicerna, semua sepadan ketika dengan apiknya Triskaidekaman menyembunyikan sebuah kejutan tak terduga mengenai identitas sang hantu.


#ReadingChallengeODOP

9 komentar:

  1. Bahasanya matematika sekali ya kasas.. sepertinya dia yg bimin soal cerita kalau esai 😂😂

    BalasHapus
  2. Judulnya sama isinya beda gitu ya. Hahah mantaplah pokoknya

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak terlalu beda kok mbak tapi memang sarat matematika..

      Hapus
  3. Wah, awalnya kupikir buku pelajaran. Ternyata novel. Keren-keren. Masuk list daftar pencarian nih Mba. Terima kasih resensinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idem mbak Denik, dari judulnya saya kira buku pelajaran

      Hapus
    2. haha bukan mbak.. terimakasih ya dah mampir sini...

      Hapus

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...