Rabu, 16 Maret 2016

Surat Untuk Mas Fatih (4)




Belakangan Haya baru tahu nama laki-laki itu Adjie Anggoro Permana, relasi bisnis om Hendra, suami tante Mary.  Pemilik jaringan Artemis Hotel dan beberapa tempat hiburan di Banjarmasin.


Kepala Haya serasa berdenyut cepat saat mendengar mamah berkata, “dia menyukaimu dan hendak melamarmu. Dia juga bersedia membayar pengobatan dan seluruh hutang papahmu. Tak masalah kau tak menyukainya. Setelah dia menikahimu dan menepati janjinya, kamu bisa minta cerai. Gampang kan?”


“Tapi mah.. Haya belum mau menikah. Lagipula Haya sudah punya seseorang yang...”


“Siapa?? Fatih?? Apa yang bisa kamu harapkan dari laki-laki nggak jelas itu?? Kerjanya saja masih karyawan rendahan. Dasar arsitek amatiran!! Jelas jauh dibandingkan Adjie! Toh, kamu baru sekali ketemu dia. Dan hubungan kalian selama ini hanya sebatas telfon dan chating kan?? Jangan naif Haya!! Apapun bisa dikatakannya sama kamu sementara apapun juga bisa dilakukannya di sana. Apa kamu pikir di Surabaya, nggak ada perempuan yang lebih cantik dari kamu? Bullshit!!”


Haya hanya bisa tertunduk. Mamah kembali berkata, “lagipula, apa kamu nggak kasihan ngeliat papahmu ?”


Terlintas lagi jawaban dokter Ridho saat Haya nanya “ gimana caranya biar papah cepat sembuh dok?”


Dokter Ridho menjelaskan, “Untuk saat ini kami hanya membantu mengurangi rasa sakit beliau saja. Jalan satu-satunya papah anda harus segera direvakularisasi dengan operasi pintas koroner.  Oh iya, tolong jaga kondisi psikisnya. Sedikit tekanan emosional saja, sudah sangat cukup untuk membuat keadaannya menjadi fatal.” 


Haya pikir, mungkin memang sebaiknya Haya terima saja lamaran Adjie itu. Bukannya apa-apa, Haya Cuma nggak tega ngeliat papah yang tak bisa segera dioperasi karena ketiadaan biaya. Tapi entah bagaimana papah malah marah banget saat beliau tahu masalah perjodohan itu. Dengan terbata-bata laki-laki bijaksana itu berkata,

”pernikahan itu hakiki bukan perjanjian kontrak untuk beberapa waktu saja nak. Kalau bisa menikahlah sekali untuk selamanya. Pilihlah orang yang tepat, yang bisa membimbingmu, mengayomimu. Semua keputusan ada di tanganmu. Kamu yang menjalani pernikahan itu. Bukan papah, atau mamah. Tapi jangan karena masalah dan penyakit papah ini bikin kamu berpikiran sempit dan mengambil keputusan dengan sembarangan. Kalau itu yang kamu lakukan, itu sama saja kamu sedang membunuh papah perlahan-lahan. Papah ingin kamu bahagia nak! Insyaallah semua akan membaik. Allah nggak akan membebani di luar batas kemampuan kita kan??” 


Beliau tersenyum indah sekali.
Petuah bijak papah itu memberi Haya semangat baru. Sebuah harapan baru. Namun, Haya nggak pernah menyangka, itu adalah petuah terakhir papah yang Haya dengar. Jauh dibalik ketegaran yang terpancar di wajah beliau, jauh di balik kebijaksanaan sikap beliau, raga papah rapuh. Raga papah tak sanggup lagi bertahan.


Papah pergi!! Ninggalin Haya sendirian mas!! Mas tau? Gimana perasaan Haya?? Haya ngerasa ada sesuatu, jauh di jiwa Haya yang tercerabut dengan paksa!! Titik klimaks dari akumulasi semua luka Haya!! Haya terpuruk!!


Tiga hari setelah papah pergi, pihak Bank membacakan surat penyitaan anggunan jaminan. Seluruh aset perusahaan pun beralih tangan. Cuma rumah ini yang tersisa. Tadinya Haya membujuk mamah untuk menjual rumah ini, tapi mamah menolak.

"Banyak kenangan bersama papah di rumah ini." gumam mamah.


Mas itulah jawaban semua pertanyaan mas yang Haya biarkan menggantung. Selama ini Haya cuma cerita sama Jiana. Soalnya cuma Jiana satu-satunya sahabat Haya yang nggak lari waktu tahu Haya melarat. hehe..
Mas, Haya sekarang bukan seperti Haya yang dulu. Mas masih ingat waktu Haya cerita kalau Haya kecelakaan kemarin? Hahhh.. andai mas tahu kecelakaan itu meninggalkan bekas luka di wajah Haya.


Haya pikir, gimana mungkin Haya bisa jadi istri yang baik buat mas kalau wajah Haya sendiri aja nggak enak buat dilihat apalagi menyejukkan hati. Haya nggak pantes bersanding sama mas.
Maafkan Haya.


Palangkaraya
Rabu, 16 Maret 2016
#OneDayOnePost
#MenuliSetiapHari
#KeepWriting
#Harike-13

8 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...