Istri shalehah
adalah istri yang apabila diperintahkan sesuatu yang baik, ia akan taat. Apabila
dipandang oleh suaminya, ia akan terlihat menyenangkan atau menyejukkan hati
suaminya. Apabila diberi janji atau amanat, ia akan menerima dan menjaganya. Apabila
ditinggal pergi karena tugas kebaikan, ia dapat menjaga diri dan harta suami
serta keluarganya.
(H.R Abi Umamah)
Kepada
Yang Haya hormati,
Mas Fatih
Mas Fatih
Assalamualaikum..
Semoga Allah
selalu melindungi dan membahagiakan mas. Dimanapun mas berada, aamiin.
Sengaja Haya
awali surat ini dengan hadits tersebut. Hadits itu tidak sengaja Haya temukan,
saat Haya membaca sebuah majalah Islami di rumah Jiana. Haya tahu, pastinya mas
sudah pernah membaca hadits itu. Dan Haya yakin pengetahuan mas yang sudah
mondok selama 11 tahun tentang hadits jauh lebih mumpuni. Orang Jawa bilang,
istilahnya weis nuothok jedok lah. Hehe..
Nggak tahu
kenapa, Haya sangat terkesan dengan hadits itu. Dan keterkesanan Haya itulah
yang mendorong Haya menulis surat ini untuk mas.Soalnya, Haya
tahu pasti. Kalau Haya ngomong langsung, mas pasti marahin Haya dan bikin Haya
jadi nggak enak sendiri buat ngungkapin perasaan Haya ke mas.
Mas, bukannya
Haya nggak percaya dengan semua yang pernah mas bilang ke Haya. Haya yakin,
dari awal mas nggak pernah punya niat buat mainin perasaan Haya seperti
cowok-cowok play boy sok keren yang selama ini suka ndeketin dan menggoda Haya.
Mhmm.. seandainya
mas tahu betapa kacaunya pikiran Haya sekarang ini. Haya benar-benar bingung. Semuanya,
segala hal berbaur. Campur aduk, nggak karuan di benak Haya.
Selama ini Haya
pikir, Haya sudah menjadi muslimah yang baik karena Haya selalu Sholat.
walaupun suka telat dikit dan agak kilat gitu. Hehe..
Haya juga nggak
pernah keluar malam, hang out, pacaran, atau apalah namanya itu dengan
cowok-cowok di sini. Yaah..walaupun mas bisa lihat, 85% teman di akun jejaring
sosial Haya adalah cowok. Hei, janga salahkan Haya, mereka duluan yang ngfollow
Haya. Ahh iya, Haya juga selalu tilawah setelah sholat Maghrib. Iya, Haya
ngaku. Haya tilawahnya udah kayak copet yang diuber-uber massa. Tabrak sana, tabrak sini. Tidak
peduli panjang pendek maupun tanda waqafnya, semuanya ditabrak habis. Hehe owh ayolah, yang penting Haya tilawah kan? Sudah
mas nggak usah mengerenyitkan kening mas seperti itu..:D
Mas lah yang udah
bikin Haya nyadar kalau apa yang Haya lakukan itu hanyalah sebatas ritual tanpa
makna. Tanpa jejak. Dan nggak seharusnya Haya ngerasa bangga dengan amal Haya
yang Cuma seujung kuku itu.
Siip Mbak. Saya jadi ingat waktu muda dulu suka surat-suratan...
BalasHapuswaah.. makasih ya pak dah mampir sini.. ^_^
HapusWaah, kisah nyata ya Mba?
BalasHapusemang keliatan kayak kisah nyata ya mbak??:D
HapusNyata ya?? Ngena bgt.
BalasHapusHehehe.. *ketawa penuh arti
BalasHapus