Aku sedang menonton film kartun berjudul Dr. Seuss The Lorax saat menulis postingan ini. Film ini menceritakan perjuangan seorang anak yang ingin menanam sebuah pohon di kotanya, yang sama sekali tidak memiliki pepohonan. Karenanya kualitas udara di kota itu sangat buruk. Dan untuk mendapatkan udara segar, penduduk kota Tneedville harus membelinya dari seorang pengusaha yang serakah, Mr. O'hare.
Walaupun sudah menonton film ini beberapa kali, rasanya tetap menyenangkan. Dan film ini selalu berhasil membuatku bertekad untuk menanam pohon keesokan harinya. Yaa, walaupun biasanya sih, yang berhasil tertanam dengan manis di pekaranganku adalah bunga, bukan pohon. Hey, setidaknya aku menanam sesuatu.😅
Rasanya tak perlu lah aku menulis panjang kali lebar kali tinggi betapa pentingnya pohon untuk kehidupan kita. Kita semua tentu sudah sangat tahu itu bukan?
Well, kita memang bukan aktivis lingkungan hidup yang baik dan benar. Tapi setidaknya, aku percaya kita bisa ikut melakukan sesuatu. Janganlah sampai kita juga kehilangan pohon dan baru menyadarinya saat semua sudah sangat terlambat,seperti di film itu. Itu seram sekali. Bahkan untuk sekedar membayangkannya saja.
Seorang budayawan, penyiar, dan penulis favoritku, Prie GS, pernah menulis status, kalau tidak salah redaksi kalimatnya seperti ini, "dengan menanam pohon, aku merasa seperti telah menunda kiamat". 😅
Dan aku setuju.
Owh, please jangan mengartikannya secara harfiah. Aku juga tahu kalau sudah waktunya, kiamat mah memang tak bisa ditunda barang sedetikpun. Arti kiamat di kalimat tersebut lebih mengarah pada kerusakan bumi yang mengancam keberlangsungan kehidupan manusia.
Kita takkan memanen apa yang tidak kita semai bukan?☺
So, ayo nanem pohon. Punya satu pohon di depan rumah yang memproduksi udara untuk kita hirup setiap hari dengan gratis bukan hal yang buruk kan?
Palangkaraya
13 April 2016
13 April 2016
#OneDayOnePost
#KeepWriting
#KeepWriting
Peduli lingkungan... :)
BalasHapusYuk, galakkan gerakan menanam sejuta pohon
BalasHapuspenasaran sama filemnya :D
BalasHapusbaca tulisan ini, tiba2 ingin tanam pohon.. depan rumah tandus bangett, hehe
aku malah nanamnnya cabe, kemangi, tomat, jahe, kunyit, lengkuas, hehehe, semua mawarku habs dipatokin ayam tetangga
BalasHapusaku malah nanamnnya cabe, kemangi, tomat, jahe, kunyit, lengkuas, hehehe, semua mawarku habs dipatokin ayam tetangga
BalasHapusPengen sih nanem pohon, walaupun pohon toge gapapa kan mba Sasmitha?
BalasHapusJadi pengen nonton film kartunnya...
BalasHapus*langsung ngubek youtube :D
Kalau di rumah biasanya ikut Ibuk berkebun. Gardening is healing like writing...
ohya, ini akun Gmail saya Mbak. Cindi, ODOP Batch 2.
BalasHapus-riyanika.wordpress.com-
Iya mbak Sas, slogan "pohon adalah paru-paru dunia" sekarang sudah bergeser.
BalasHapusTulisan yang sangat menginspirasi. Meskipun saya belum pernah nonton filmnya, tapi turut prihatin kalo bumi ini sudah mulai kekurangan oksigen :)
Semangat, terus berkarya..