Di sekolahku tidak ada guru PAI
pasca pak H (guru agama sebelumnya) pindah ke Pulang Pisau Kota. Karenanya
Kepsek pun mengiyakan saat guru PAI SMP setempat datang dan meminta ijin untuk
mengajar PAI demi menambah jam agar bisa dapat sertifikasi. Well, nggak mungkin
kan PAI diajarkan oleh guru agama lain?
Tapi tahun ini berbeda. Guru PAI itu
meminta tolong kepadaku untuk mengambil 2 kelas.
“Capek Ia kalo aku ngambil semua
kelas. Lagian jamku sudah cukup. Kam ja lah yang kelas XI IPA lawan kelas XI
IPS.” Kata beliau kepadaku dengan logat Banjar yang kental.
Aku mengiyakan. Karena memang kasian
sama anak-anak juga kalau sampai pelajaran mereka keteter. Apalagi ini
pelajaran agama. Karenanya, satu semester ini resmilah aku mengajar PAI untuk
dua kelas itu.
Dan setelah memeriksa hasil ulangan
semester anak-anak kemarin, ternyata hasilnya tidak begitu bagus. Ada beberapa
anak yang harus remed. Ini agak mengecewakan mengingat aku sudah membuat soal sesuai dengan yang kami
pelajari selama ini. Keesokan harinya aku pun memanggil anak-anak itu.
Aku menjelaskan bahwa nilai mereka
belum mencukupi KKM dan karenanya mereka harus remed. Aku menjelaskan tugas
remed mereka dan yup.. tentu saja mereka mengeluh!! Bukankah sudah menjadi
tugas seorang siswa untuk mengeluhkan pelajaran mereka??:D Tugas yang ku berikan memang cukup merepotkan
tapi menurutku itu sepadan kok... hehehe
Aku kembali memberi mereka
pengertian ketika tiba-tiba seorang anak nyeletuk,
“Ibu, waktu kami kelas X kemaren,
nilai kami tetap bagus bahkan meskipun ibunya jarang ngajar kami.”
Aku terkejut dengan sikap kritis
anakku yang membandingkan sistem penilaianku dengan sistem penilaian guru Agama
sebelumnya itu. Ya Salam.. perasaan jaman aku Aliyah dulu mana berani aku
mempertanyakan sistem penilaian guruku? T_T
Aku menjawab dengan hati-hati.
“Nak, Bu Lia dengan beliau kan beda
sudah pasti pengajarannya berbeda. Tapi maaf ibu nggak bisa ngasih kalian nilai
tinggi begitu saja. Jadi tolong remednya dikerjakan dan kumpul besok ya?”
Sengaja aku tak membahas lebih
lanjut tentang guru PAI mereka yang
jarang masuk itu. Biarlah itu menjadi urusan beliau sama Yang Diatas. Soalnya
aku dah nyoba negur (dengan halus loh ya..:)), nelponin beliau tiap kali jadwal
beliau ada tapi tetep aja nggak ada perubahan yang berarti. Jadi capek sendiri
akunya. Hikz..
Anak-anak sih nampak belum puas
dengan jawabanku. Dan mereka masih berupaya untuk bernegoisasi tentang tugas
tersebut (anak-anakku itu kadang kegigihannya keren sekali menyangkut urusan
mengurangi tugas..:D). Untung saja aku diselamatkan lonceng tanda masuk. Kalau
tidak bisa jadi aku akan termakan rayuan mereka dan mengurangi tugas mereka.:D Alhamdulillah..
Pulang Pisau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar