Judul
Buku : Musim Gugur
Terakhir Di
Manhattan
Manhattan
Penulis : Julie Nava
Penerbit : Lingkar Pena
Publishing House
Tahun
Terbit : 2011
“Kau tidak mencintainya bukan?Aku bisa melihatnya di matamu. Kenapa kau
lakukan itu kepadanya? Aku tidak tega melihatnya menjadi korbanmu.”
“Korban? Tidak ada yang menjadi korban di sini. kau pikir dia tidak sedang
memanfaatkanku juga? Dia menerimaku karena ingin melengkapi statusnya semata.”
Novel
besutan penulis yang kini menetap di Michigan Amerika Serikat ini, bercerita
tentang Rosita Priyatna yang meninggalkan kampungnya di Suka Bumi, setelah
cintanya dipatahkan oleh Hans. Kekasih tercintanya yang dengan tega
membiarkannya duduk sendirian di pelaminan. Namun kehidupannya di Jakarta pun
masih terlalu riuh untuknya. Ia tak tahan dengan lingkungannya yang gemar
bergunjing, kasak-kusuk, dan senang mengintip urusan orang lain. Karenanya ia
pun memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan yang membawanya jauh dari itu
semua. Kini ia pun telah menjelma menjadi seorang wanita karir yang cerdas juga
ulet yang bekerja sebagai finnacial planner di sebuah perusahaan investasi di
Wall Street, Amerika.
Desakan
usia, tuntutan keluarga, dan trauma karena pernah gagal menikah membuat Rosie
tanpa berpikir panjang menerima pinangan seorang mualaf yang bernama Anthony
Luizzo. Pria Amerika berdarah Italia yang juga seorang bankir muda yang sukses.
Sayangnya,
rencana pernikahan mereka mengalami berbagai kendala dari keluarga besar Tony.
Marco, adik Tony juga kerap mempengaruhi hati Rosie. Karenanya rencana pernikahan mereka pun
kandas di tengah jalan. Meski di sisi lain, baik Rosie maupun Tony sama-sama
mengerti bahwa pada dasarnya niat mereka yang tidak tulus lah yang membuat
mereka begitu mudah untuk goyah.
Namun
meski demikian ,kebersamaan mereka yang tidak lama itu ternyata telah
menumbuhkan cinta di yang cukup dalam di hati mereka. Meski telah berpisah,
mereka masih memiliki harapan yang teramat sangat untuk bersama kembali.
Karenanya
kisah bersetting Chicago dan Manhattan ini akan mengajak kita untuk mencari
kesejatian cinta yang melintasi batas teritori dan budaya.
Orang-orang
Italia memuja cinta melebihi segalanya dan mereka memiliki kosa kata yang
begitu dalam dan dahsyat untuk mengungkapkannya. Ti amo adalah hasrat, rindu, gairah, dan keinginan untuk selamanya
bersatu. (hal. 308)
*Pulang
Pisau
Sepertinya bukunya keren...
BalasHapusHappy ending ga?
BalasHapus