Jumat, 13 Januari 2017

Dongeng Kancil



Dahulu kala hewan pun dapat berbicara seperti manusia. Suatu hari ada seekor anak Kucing yang sedang menangis tersedu-sedu.

 “Dasar kau anak nakal, Kancil! Akan ku adukan kau pada ibuku. Huhuhuhu..” teriak Si Anak Kucing dengan marah dan sedih. Ia pun berlari sambil membawa mainannya yang rusak.

Si Kancil menatapnya dengan bingung. Apa salahku?, pikirnya tak mengerti. Ia sedang main kejar-kejaran dengan temanya Si Monyet. Karena terlalu asyik, tak sengaja ia menabrak si Anak Kucing. Tapi kenapa anak Kucing itu marah ya, padahal aku kan mau minta maaf padanya, kata Kancil dalam hati.

“Sudah Kancil, biarkan saja anak cengeng itu. Ayo kita main lagi.” Ajak Si Monyet.

“Baiklah, nanti saja aku minta maaf padanya.” Kata Si Kancil kemudian.

Mereka pun bermain kembali. Saat matahari mulai tinggi, mereka pun kelelahan. Perut mereka juga mulai terasa lapar.

“Kancil, sudah yuk mainnya. Aku lapar. Ayo kita pulang saja.” Ajak Si Monyet.

“Iya aku juga lapar. Ayo kita pulang.” Jawab Si Kancil.

Rumah mereka memang bersebelahan. Karena itu, mereka pun berjalan bersama. Setibanya di pinggir sungai, Si Monyet sudah bersiap untuk menyebrang. Tiba-tiba terdengar suara pelan.

”Tolong.. tolong..”

“Monyet apa kau mendengar suara minta tolong?” tanya Kancil.

“Hah? Tidak tuh. Jangan-jangan itu suara hantu air.. hiiiyy.” Sahut Monyet mulai takut.

“Ah kamu ini. Mana ada hantu siang-siang begini.” Tukas Kancil. Ia yakin dengan pendengarannya.

“Tolong aku..” suara itu terdengar kembali. Kali ini semakin lemah.

“Kau dengar kan Monyet? Itu benar-benar suara minta tolong.”

“I.. iya.. aku dengar.” Jawab Monyet.

“Ayo kita cari sumber suara itu dan menolongnya.”

Kancil pun bergegas menyusuri pinggiran sungai. Si Monyet mengikutinya di belakang. Mereka terkejut sekali saat tahu suara itu ternyata milik si Anak Kucing. Bulu-bulunya yang berwarna putih basah terkena air sungai. Badannya menggigil. Ia berusaha tidak tenggelam atau terbawa arus sungai dengan berpegangan pada akar pohon.

“Kita harus menolongnya Monyet.” Seru Kancil.

“Huh, kenapa kita harus menolongnya? Dia kan sudah memarahimu tadi?” jawab Monyet kesal.

“Memangnya kau mau kalau suatu saat kau sedang kesusahan tapi tak ada yang mau menolongmu?”

“Ya.. baiklah.. baiklah. Hei.. Anak Kucing... kami akan menolongmu. Ulurkan tanganmu.” Teriak Si Monyet.

Si Anak Kucing berusaha menggapai tangan Monyet. Tapi pinggiran sungai itu sangat licin. Beberapa kali Si Monyet dan Si Kancil terpeleset dan hampir saja terjatuh ke sungai. Si Anak Kucing juga mulai terlihat kelelahan.

“Kita tidak boleh menyerah. Ayo Monyet.. sedikit lagi. Anak Kucing.. jangan menyerah!” teriak Si Kancil.

Akhirnya, dengan susah payah mereka pun dapat menolong si Anak Kucing. Dengan terengah-engah Anak Kucing pun mengucapkan rasa terima kasihnya.

“Terima kasih Kancil. Kau sudah mau menolangku. Padahal aku tadi sudah memarahimu dan mengataimu anak nakal. Ternyata kamu anak baik.”

“Iya, tak apa. Aku juga minta maaf karena telah menabrakmu.” Kata Kancil.

“Hei Kau tak berterima kasih padaku?” tanya Si Monyet.

Kancil dan Anak Kucing pun tertawa bersama. Sejak itu, mereka pun bersahabat selamanya.


*Pulang Pisau
*ODOP Challenge
*Tantangan Mbak Lisa

2 komentar:

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...