Kamis, 05 April 2018

Tentang Perempuan Itu

google image

 
Hari ini Kamis. Hari piketnya di sekolah. Dan seperti Kamis pagi sebelum-sebelumnya perempuan dengan tahi lalat kecil di pipi kanannya itu, sudah pasti akan melakukan segala hal dengan tergesa-gesa. Bahkan meski seawal apapun ia bangun. Ia akan mandi, berpakaian, dandan, dan menyiapkan tasnya dengan cepat. Karena kebiasaannya itu kadang ada saja benda yang tertinggal. Entah itu ponsel, laptop, charger, dompet, atau buku. Suatu hari perempuan yang mewarisi darah Jawa dari ayahnya itu bahkan pernah lupa mengunci pintu atau menutup jendela! Untungnya sekolah tempatnya mengajar hanya berjarak sepelemparan batu saja dari rumahnya. Jadi dia bisa kembali sewaktu-waktu. Kalau saja ibunya yang mudah panik itu tahu bagaimana cerobohnya puteri sulungnya selama tinggal di sini, sudah pasti beliau tidak akan mengizinkannya untuk hidup sendiri, jauh dari pengawasan beliau. 

Ia juga cukup sering menjatuhkan bahkan menghilangkan gawainya secara tak sengaja. Beberapa temannya bahkan mencurigainya memiliki kemampuan khusus untuk itu. Ah ya, beberapa waktu lalu, saat perempuan bermata sipit itu hendak kembali ke Banjarbaru untuk mengunjungi orang tuanya. Entah bagaimana ia tersesat di bundaran besar kota Kapuas. Ya ampun aku sampai tak habis pikir. Jalan itu adalah rute yang sama yang selalu dilaluinya setiap kali bolak-balik Palangkaraya-Banjarbaru, selama kurang lebih tiga tahun terakhir. Kok bisa-bisanya ia masih saja tersesat.

“Pantesan ... ku pikir jalannya kok udah rapih aja. Mulus. Lebar lagi. Masa dalam waktu sebulan mereka udah bisa bikin jalan sebagus itu? Padahal jalan Trans Kalimantan di daerah Anjir, sudah berbulan-bulan aja masih rusak parah. Aku baru nyadar jalannya salah pas liat gedung Balai Kota Kapuas.” ceritanya pada adiknya.

“Jauh dong berarti kamu nyasarnya?”

“Banget.” jawabnya sambil nyengir. Adiknya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya saat kemudian ia melanjutkan dengan bangga, “walaupun sering nyasar ... tapi kan aku selalu berhasil kembali ke jalan yang benar.”

Di sekolah, perempuan yang suka mengenakan kerudung polos itu sering kali dimasukkan dalam kepanitiaan. Entah itu panitia ujian, atau panitia acara-acara. Ia bahkan sering dimintai tolong oleh teman-temannya sesama guru untuk menggantikan jadwal mengawas, mengisi rapot atau data-data lainnya. Meskipun ia tak pernah menjabat sebagai wali kelas atau tenaga administrasi sekolah secara resmi.  Alasan yang paling sering kudengar adalah, “kamu kan jomblo Ia? Nggak ngapa-ngapain juga di rumah. Nggak ada suami atau anak yang harus diurusin.” 

Kalau sudah begitu, perempuan kelahiran Makassar itu hanya akan tersenyum kecut dan membatin, yaelah,  nggak usah diingetin tentang jomblo juga kali. Enak aja nggak ngapa-ngapain,waktu ada Mueeza juga aku ada yang diurus kok. Lagian  aku kan bisa baca buku, bisa nulis, bisa nonton drama Korea, bisa melanjutkan sulaman cross stitch sembilan ikan koi yang entah kapan akan selesai itu, bisa mencoba menu masakan baru, bisa menanam bunga, bisa nyanyi sembarang lagu, bisa nge-stalk akun mantan ... ehh ...

Kadang aku ingin tertawa terbahak-bahak mendengar omelan nggak jelas yang sering diakhirinya dengan penyeselan “betapa sungguh berfaedahnya hidupnya” itu. 

Namun pada akhirnya perempuan itu akan tetap mengerjakan semua yang ditugaskan kepadanya. Lebih karena merasa tidak tega untuk menolak sih. Tapi kalau keras kepalanya sudah muncul, sedikit sekali orang yang bisa mengubah pendiriannya. Itu merupakan salah satu sifat jeleknya yang ingin ia rubah. Sekarang memang sudah agak mendingan. Coba saat SMA atau kuliah dulu, hah ... aku malas menceritakannya. 

Meski ia selalu membahasakan dirinya ibu kepada siswa-siswanya, tetap saja ada siswa yang memanggilnya Emak, Mommy, Oemeoni, atau Ssaem. Panggilan terakhir merujuk pada kegemarannya menonton drama Korea. Sedangkan beberapa siswa yang lain memasukkannya ke dalam daftar guru galak yang sebisa mungkin harus dihindari. Meskipun tentu saja ia tak pernah merasa galak. Ia hanya tak suka jika ada siswanya yang melanggar peraturan sekolah atau bersikap tidak sopan. 

Suatu hari, salah satu siswanya pernah bertanya pada perempuan setinggi 155 cm itu, “emak nggak takut tinggal sendirian? Kata Nabila pohon di samping rumah emak ada penunggunya loh.”

 “Oh ya? Cowok atau cewek?” ia balik bertanya.

“Cowok.”

“Oh mungkin dia pasangan yang dibelakang rumah ibu. Soalnya katanya Bu Erwina kemaren, di belakang rumah ibu juga ada.” jelasnya santai.

“Hah? Jadi Bu Erwina itu indigo kayak Nabila juga Mak?” tanya siswa itu kaget.

“Katanya Bu Erwina sih iya.”

“Emak nggak pernah liat? Emak nggak takut?” tanya siswa itu lagi

“Ibu nggak pernah liat sih. Jadi ya biasa aja ... ”

Seorang guru yang lewat dan mendengar percakapan mereka tiba-tiba ikut menimpali, “itu nah karena setan-setannya udah takut sama Bu Lia ...” 

“Jadi maksud Ibu, aku lebih nyeremin dari setan gitu?” tanyanya pura-pura sebal yang disambut dengan tawa lepas mereka.

“Cantiknya gelangmu Ia ... tapi ini apa? Angka delapan ya?” seorang guru lain tiba-tiba menyentuhku.

“Iya cantik ya bu? Sepertinya pemakainya ...” jawabnya bercanda. “Ini bukan angka Bu ... ini lambang infinity.” jelasnya sembari tersenyum. 

Hahh.. bagaimanapun kuharap perempuan yang dipergelangan tangan kanannya aku melingkarkan diri ini selalu bahagia.



#Tantangan1(deskripsi)
#Kelas Fiksi
#OneDayOnePost

15 komentar:

  1. Emak? Jadi kayak tuaan kak Lia dibanding saya heuheu.

    BalasHapus
  2. Luar biasa, gaya bercerita nya udah enak dan ngalir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa angkel?? Beneran??😂 kupikir tadinya masih garing... Makasih angkel.. Udah mampir sini...

      Hapus
  3. Balasan
    1. Haduh.. Keren darimananya Amma...🙈😅 aku belum sekeren Amma..

      Hapus
  4. Aamiin.
    Keren Mak. #eh
    Pelupa, Penurut tapi juga keras kepala, kadang suka nonton drama korea (kecuali romance. hihihi...) kita samaaa...
    kecuali nyulam, masak, apalagi ngurusin bunga, bukan saya.
    Untuk itu kita beda, hehehe... #peace

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huwaaa... High five..🖐
      Nyulam, masak, ngurusin bunga itu termasuk kategori kegiatan mood-mood-an kok mbak Nia.. Hahahaha

      Hapus
  5. Balasan
    1. sebenernya aku nggak tau itu keren darimananya.. 😂😂😂 tapi makasih ya mbak amelia..

      Hapus

10 Aktivitas Yang Bisa Kalian Coba #dirumahaja Selain Rebahan.

Hi Gaes. Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga tetap   selalu sehat dan berbahagia bersama orang-oarang tersayang di rumah. Well, hari...